MenaraToday.com - Dharmasraya :
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, peduli atas permasalahan sungai Batanghari. Sesuai dengan kondisi terkini, maka Bupati termuda itu, langsung memaparkan dihadapan petinggi negara, agar mengembalikan kondisi kejernihan air sungai terpanjang di pulau Andalas itu.
Sesuai dengan segala pemaparan disampaikan Sutan Ruska, mulai dari sumber keruh air, hingga upaya Penjernihan kembali, maka pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) merespon upaya Bupati Dharmasraya, tengah giat mencari solusi kerusakan sungai terbesar yang melntasi delapan kabupaten dan kota di Sumatera.
Adapun niat bupati termuda di Indonesia untuk memulihkan sungai Batanghari menjadi jernih, sejuk dan indah, didorong rasa cinta terhadap kondisi alam sekarang, ketika dibandingkan dengan kondisi 15 tahun silam.
Sungai berhulu di Danau Diatas dan Danau Dibawah tersebut, sejak pada abad ke 12 telah menjadi sumber kehidupan dan lalulintas utama warga. Perairan Batanghari menjadi sarana transportasi perhubungan antar daerah, menjadi sumber kehidupan rakyat dan lain sebagainya.
Kini, sejak dasawarsa belakangan, sungai Batanghari justeru menjadi ancaman kehidupan bagi rakyat Kabupaten Dharmasraya. Pasalnya, menurut hasil penelitian para ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan hasil pengamanatan petugas teknis lingkungan hidup, sungai Batanghari mengandung cemaran logam berbahaya, yaitu air raksa atawa mercury atawa hygragyrum (Hg). Akibatnya, sungai Batanghari menjadi sangat berbahaya bagi anak anak dan manusia, karena bisa menjadi sumber malapetaka bagi kehidupannya.
Adapun dalam kontek sekarang, sungai Batanghari tidak kagi bisa dijadikan sumber protein ikan, lantaran ikan yang ada di Sungai Batanghari mengandung air raksa. Jika ikan dikonsumsi manusia, maka residu air raksa pada ikan akan berpindah ke manusia.
"Ini bisa mengakibatkan stunting pada anak anak yang hidup di DAS Batanghari," kata Bupati.
Terkait kerusakan sungai Batanghari kian parah, Bupati Sutan Riska sudah mengundang dua jenderal Presiden Jokowi, yaitu Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (Kepala Staf Kepresdenan) dan Letjen TNI Doni Monardo (Kepala BNPB) untuk menyaksikan langsung kondisi terakhir daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, dan memperlihatkan kesungguhan Pemkab Dharmasraya berusaha membangun kembali lingkungan hidup yang rusak dengan berbagai cara.
Atas keseriusan daerah dalam memperbaiki kembali lingkungan DAS Batanghari, maka Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo merespon baik upaya Bupati Sutan Riska untuk memperbaiki Batanghari. Buktinya, secara khusus mengundang Sutan Riska untuk memaparkan kondisi Batanghari, dan program pemulihan sungai yang sudah rusak itu.
Selain itu, Doni Monardo juga turut mengundang pihak pemerintahan Provinsi dan Kapolda, Danrem, serta Bupati Solok Selatan. Dihadapan seluruh pejabat itu, Sutan Riska Tuanku Kerajaan memaparkan secara ditail kondisi kerusakan Batanghari dan solusi yang bisa dilakukan.
Dalam pemaparsn tersebut, Bupati Sutan Riska menginginkan, sungai Batanghari bisa kembali jernih, sejuk dan indah dipandang mata. Selain itu, juga bisa menghasilkan ikan yang aman dikonsunsi masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan protein. Batanghari juga diharapkan akan kembali menjadi zona penyangga lingkungan hidup, kawasan sekitar sungai bisa direboisasi dan dapat juga digunakan untuk sarana transportasi, pusat kebudayaan dan kearifan lokal serta untuk keperlan pariwisata, pungkasnya. (Syaiful Hanif)