MenaraToday.Com
– Palikpapan :
Presiden Jokowi berdialog dengan tokoh
masyarakat Kaltim, di Balikpapan, Selasa (17/12/2019) siang, untuk menjelaskan
rencana pemindahan ibu kota negara ke provinsi itu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali
agenda kunjungannya di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan menemui sejumlah tokoh
masyarakat setempat untuk menyampaikan niatnya memindahkan ibu kota negara dari
Jakarta ke wilayah di antara Paser Penajam Utara dan Kutai Kartanegara.
“Saya ingin mengetuk pintu permisi, kalau di
Jawa ingin kulo nuwun, kepada seluruh tokoh yang hadir di sini atas keputusan
yang telah kita ambil untuk memindahkan ibu kota kita negara, ke Kalimantan
Timur, lebih khusus lagi di Paser Penajam Utara dan juga Kutai Kartanegara,”
kata Presiden Jokowi saat mengawali sambutannya dalam pertemuan yang digelar di
sebuah restoran di kota Balikpapan.
Presiden menjelaskan, keputusan pemindahan
ibu kota negara ini sudah melalui studi yang cukup lama, sudah 5 tahun lalu
dimulai. Ia menyampaikan, studi mengenai perpindahan ibu kota itu sudah dimulai
sejak presiden pertama kita, Bung Karno dulu sudah sebetulnya sudah ingin
memindahkan ibu kota di Palangkaraya. Kemudian presiden berikutnya juga ingin
memindahkan dari Jakarta tapi tetap masih di Jawa. Kemudian terakhir Presiden
sebelum dirinya juga ingin memindahkan ibu kota. Artinya, lanjut Kepala
Negara, memang ini sebuah perjalanan
panjang keinginan kita untuk memindahkan ibu kota. Karena dari sisi penduduk
yang sekarang 267 juta, 56% itu ada di Jawa, totalnya di Jawa itu kurang lebih
149 juta ada di Jawa. Sementara PDB ekonomi itu 58% ada di Jawa khususnya di
Jakarta.
“Semua orang kalau urusan ekonomi
berbondong-bondongnya pasti ke semuanya ke Jawa lebih khusus lagi ke Jakarta. Sehingga
Jakarta semakin hari tidak semakin longgar tapi semikin padat karena memang
penduduk datang datang dari seluruh penjuru tanah air,” ungkap Kepala Negara.
Presiden juga menyampaikan, bahwa proses
pemilihan ini sudah melalui sebuah kalkulasi, sebuah perhitungan yang panjang. Setelah
data-data disampaikan, pemerintah
memutuskan pindahnya ke Kalimantan Timur khususnya di Paser Penajam Utara dan
di Kutai Kartanegara.
“Sampai kemarin memang yang sudah diputuskan
mencakup kurang lebih 193 ribu hektar, tetapi tadi Pak Gubernur menyampaikan
yang disiapkan dalam jangka yang sangat panjang adalah 410 ribu hektar, yang
itu memang sudah konsesi-konsesi HTI yang sudah diberikan kepada perusahaan dan
kita minta kembali karena memang itu adalah milik negara,” terang Presiden
Jokowi.
Presiden juga menegaskan, pemerintah tidak
hanya ingin memindahkan fisik kantor atau fisik gedung dari Jakarta. Tapi yang
diinginkan nanti pindahnya ibu kota ini juga ada sebuah transformasi pindahnya
budaya kerja, pindahnya sistem kerja kita, pindahnya pola pikir, sehingga
semuanya nanti dengan kepindahan ini agar kita diinstall sistemya.
“Sehingga waktu masuk birokrasi kita sistem
itulah yang nanti akan memberikan paduan sehingga bekerja kita lebih cepat
dalam merespon setiap perubahan-perubahan yang ada,” pungkas Presiden Jokowi.
Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan
itu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Mendagri Tito
Karnavian, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, dan Gubernur Kaltim
Isran Noor.(efrizal/tim)