MenaraToday.Com – Balikpapan :
Presiden Jokowi
didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjawab wartawan usai meresmikan
beroperasinya Seksi II, III, dan IV Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, di Gerbang
Tol Samboja, Balikpapan, Selasa (17/12/2019) siang.
Presiden Joko Widodo
(Jokowi) memberikan tanggapan terkait polemik kebijakan untuk membuka kembali
ekspor benih lobster oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Menurut
Presiden, yang paling penting negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan
manfaat, lingkungan tidak rusak.
“Yang paling penting
itu, nilai tambah ada di dalam negeri. Ekspor dan tidak ekspor hitungannya dari
situ,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai meresmikan seksi II, III,
dan IV Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, di Gerbang Tol Samboja.
Presiden
mengingatkan, jangan kita hanya melihat lingkungannya saja tetapi nilai
ekonominya juga dilihat. Tapi jangan
nilai ekonominya saja tapi lingkungannya harus dipelihara. Keseimbangan antara
itu yang penting.
“Bukan hanya bilang
jangan, ndak, mestinya keseimbangan itu yang diperlukan, jangan juga
awur-awuran, semua ditangkapin diekspor itu juga enggak bener,” tegas Presiden.
Presiden meyakini,
para pakar tentunya mengetahui bagaimana tetap menjaga lingkungan agar benih
lobster tidak diseludupkan, tidak diekspor awur-awuran tapi juga nelayan
mendapat manfaat dari sana, nilai tambah ada di negara kita.
Aliran Dana Rp900 Miliar
Sebelum ini Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan dana
penyelundupan benih lobster ke luar
negeri mencapai Rp 900 miliar per tahun. Dana tersebut digunakan mendanai
pengepul dalam negeri dan membeli benih tangkapan nelayan lokal.
“Dalam setahun,
aliran dana dari luar negeri yang diduga untuk mendanai pengepul membeli benur
tangkapan nelayan lokal mencapai Rp300 miliar hingga Rp900 miliar,” kata Kepala
PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2019, di kantor
PPATK.
Penyelundupan lobster
ke luar negeri ini, menurut Badaruddin, menggunakan sindikat internasional. Ia
mengemukakan, aliran dana sindikat di luar negeri ke pelaku Indonesia
menggunakan perantara kegiatan usaha valuta asing atau money changer. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo
mengingatkan selama ini langkah menyetop ekspor kenyataannya sepenuhnya tidak
mampu membendung kasus-kasus penyelundupan benih ekspor.
“Penyelundupan ada
terus,” tegas Edhy
Ia menjelaskan,
rencana untuk membuka kembali ekspor benih lobster adalah dalam rangka
meningkatkan nilai keekonomian di masyarakat.(efrizal/tim)