Camat Siantar Marimbun Mengunjungi Budidaya Lalat BSF Di Kampung Banjarnahor

Menaratoday.com - Siantar


Budidaya lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) dengan nama latin Hermetia illucens dikembangkan oleh warga kelurahan Tong Marimbun kampung banjarnahor, Kecamatan Siantar Marimbun Kota Pematangsiantar “Kampung Banjarnahor”, karena nantinya seluruh warga akan membudidayakan lalat BSF tersebut
Warga memperoleh tambahan pendapatan dari penjualan telur BSF maupun larva atau biasa disebut maggot
BSF tidak sekedar mampu meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga sebagai salah satu solusi untuk menangani sampah.

Sebab, pada saat fase larva BSF, sebanyak 1 kg larva BSF akan mampu mengurai 1 kg sampah organik Di bagian teras sejumlah rumah warga setempat, ada sebuah benda yang unik. Bagian atas dan bawah berbentuk lingkaran dengan diameter 60 centimeter (cm) yang terbuat dari tampah atau anyaman bambu, sedangkan penutupnya adalah kelambu dengan panjang 150 cm.

kandang dari lalat tentara hitam atau biasa disebut black soldier fly (BSF) dengan nama latin Hermetia illucens. Karena lalat, tentu seketika pasti anggapannya pasti berhubungan dengan yang kotor-kotor. Ternyata dari 800 jenis lalat yang ada di muka bumi, BSF itulah yang merupakan jenis paling beda. BSF adalah lalat yang tidak bersifat patogen karena tidak membawa agen penyakit.

"Bernard nainggolan  salah seorang warga setempat mengungkapkan dirinya baru sebulan membudidayakan BSF. “Budidaya BSF itu tidak sulit. Kalau sudah jadi lalat, maka kita akan memanen telurnya. Meski baru sebulan, saya sudah bisa memanen telurnya.

Ia mengungkapkan pada awalnya membutuhkan kesabaran karena membudidayakan lalat. Sebab, selama ini lalat identik dengan yang kotor-kotor. “Sesudah mendapat sosialisasi baru tahu kalau BSF itu berbeda dengan lalat-lalat lainnya Setelah mencoba membudidayakan, ternyata cukup mudah dan menghasilkan. Pada hari jum'at 25 September 2020 Siang.

"tidak hanya telur saja yang dipanen, melainkan juga maggot atau larva sebelum menjadi lalat tentara dewasa. “Jadi dalam budidaya ini, tidak hanya memanen telurnya saja, melainkan juga larva atau biasa disebut maggot.

"pihaknya mulai mengembangkan budidaya untuk mengembangkan ekonomi masyarakat. Ujarnya Nainggolan

Menurutnya, siklus hidup BSF secara total hanya sekitar 45 hari, mulai dari telur sampai ke lalat dewasa. Seekor lalat betina biasanya menghasilkan 100-200 butir telur. Sedangkan untuk mendapatkan 1 gram telur, membutuhkan setidaknya 14-30 BSF. Untuk 1 gram telur, akan mampu menghasilkan 1-2 kg maggot atau larva. Fase paling lama adalah larva, sekitar 18 hari. “Pada fase inilah, larva mengurai bahan-bahan organik,”.

pada masa larva BSF, manfaatnya sangat luar biasa. Sebab, larva tersebut mengurangi bahan-bahan organik. “Sudah dilakukan percobaan oleh kampung banjarnahor, bahwa sampah-sampah organik dari rumah tangga, tidak lagi dibuang, melainkan sebagai “pakan” maggot. Larva tersebut melakukan penguraian bahan-bahan organik tanpa menimbulkan bau. Inilah hebatnya, karena biasanya sampah organik menimbulkan bau. Tetapi kalau diproses oleh maggot, tidak memunculkan bau yang tak sedap.

Ia membayangkan kalau setiap rumah warga di kampung banjar nahor membudidayakan BSF, tentu tidak akan kebingungan soal sampah organik. “Bahkan, berdasarkan riset yang pernah dilakukan 1 kg maggot mampu mengkonsumsi 1 kg sampah organik. Padahal, 1 kg maggot itu ukurannya tidak terlalu banyak. Namun mampu mengurai sampah 1 kg. Bahkan-bahan sampah yang terurai tersebut, tidak dibuang. Karena sudah menjadi pupuk yang dapat dipakai untuk tanaman. Pupuknya jelas organik yang sangat ramah lingkungan. Jadi budidaya BSF, tidakhanya mampu menghasilkan pendapatan, melainkan juga sebagai salah satu solusi untuk mengatasi sampah,” katanya.

Bernard nainggolan mengatakan  mengajak camat Simarimbun, untuk melihat kondisi ternak lalat BS  dan mendorong warga membudidayakan BSF, sehingga dapat mengatasi persoalan sampah.

"salah satu mahasiswa Pasca sarjana Usi namun namanya tidak ingin di Publikasikan Pada saat kunjungan di tempat budidaya rumah pak Nainggolan, ternyata maggot BSF mampu mengurai sampah organik tanpa menimbulkan bau. Ujarnya.

"Kalau nantinya maggot akan masuk ke fase pupa atau kepompong, bisa dipanen. “Jadi, panenan larva dilakukan setelah optimal mengurai sampah organik. Larva itu sangat bisa dimanfaatkan untuk pakan burung.


Lanjut bernard Nainggolan budidaya BSF tersebut juga memiliki nilai sosialnya. Sebab, bagi dirinya yang juga sebagai pengelola Limbah sebagian hasil dari budidaya BSF mampu digunakan untuk masyarakat setempat dan  mengurangi  Pengangguran di kecamatan Siantar marimbun.

Kalau budidaya pribadi kan keuntungannya untuk warga pembudidaya, tetapi jika panen dari kandang komunal, maka ada pembagian hasil untuk Unsur sosial yang masuk, terutama bagi Masyarakat kampung banjarnahor kelurahan Tong marimbun. (Al,Red)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama