Kantor KPPBC - TMC Nanga Badau Gali Potensi Ekspor Hasil Perkebunan Khas Kapuas Hulu

 

Keterangan Foto : Suasana ____/// Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC - TMP) C Nanga Badau dan Tim Klinik Ekspou melakukan kegiatan penggalian potensi untuk ekspor komoditi hasil perkebunan khas Kapuas Hulu salah satunya tanaman kratum.

MenaraToday.com, KAPUAS HULU - Kepala Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC - TMP) C Nanga Badau Wijang Abdilah dan Tim Klinik Ekspor melakukan kegiatan penggalian potensi untuk ekspor komoditi hasil perkebunan khas Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

Untuk saat ini, komoditi yang dimiliki dan menjadi primadona Kapuas Hulu yaitu tanaman Kratom (Mitragyna speciosa K) atau mempunyai nama lain ( Purik, Ithang, Kakuan, Thom, Ketum atau Biak)

Kepala KPPBC - TMP C Nanga Badau, Wijang Abdilah mengatakan pihaknya bersama tim klinik ekspor menguji pusat pengolahan rumahan CV. Horti Tani yang beralamatkan di Jl.Pejara, No.34, RT 06,RW.04 Kelurahan Kedamin Hulu Kecamatan Putussibau Selatan, Kapuas Hulu milik bapak Sunarto.

"Kami bersama tim, melakukan perbincangan panjang dan lebar terkait pengolahan. Mulai dari pengumpulan bahan baku dari petani, difermentasi, selanjutnya dikeringkan dirajang penjemuran dan kemudian diproses menggunakan mesin sehingga menjadi bubuk kering dan kemudian dikemas yang siap diperdagangkan. "kata Wijang kepada wartawan, Jumat (16/4)

Dikatakan Wijang, kratom atau purik ini merupakan salah satu produk perkebunan yang banyak menyerap tenaga kerja dan mendongkrak ekonomi masyarakat Kapuas Hulu ditengah pandemi Covid-19 saat ini.

"Keratom ini juga, memiliki ekonomis yang cukup tinggi, karena produk olahan kratom memiliki pasar yang potensial untuk pasar ekspor. "ujarnya.

Menurut Wijang, selama ini proses pengiriman ekspor kratom belum ada yang dilakukan atau proses ekspor melalui Bea Cukai Nanga Badau Kapuas Hulu

"Mayoritas pengiriman barang ekspor ini masih melalui pelabuhan laut dan pelabuhan udara diluar Kalimantan Barat, "bebernya.

Ia berharap, dengan asistensi ini, akan ada kegiatan ekspor keratom langsung dari Kapuas Hulu, sehingga dapat memberi nilai tambah lebih banyak dan mendongkrak ekonomi masyarakat serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kapuas Hulu.

"Bagi masyarakat, yang memiliki produk - produk dengan pasar luar negeri, yang  masih belum paham tentang tata cara ekspor bisa menghubungi kami bea cukai nanga badau kapuas hulu, "pesan Wijang.

Sementara itu, Pemilik CV. Horti Tani Sunarto mengapresiasi atas kunjungan yang dilakukan oleh Kepala KPPBC - TMP C Nanga Badau Wijang Abdilah bersama Tim Klinik Ekspor.

"Selamat datang Kepala Kantor KPPBC TMP C Nanga Badau beserta tim klinik ekspor di tempat pengolahan kratom kami, "kata Sunarto.

Dikatakan Sunarto, usaha pengolahan kratom ini dirinya geluti baru sekitar dua tahun yang lalu pada tahun 2019.

"Saya perkirakan mulai awal bisnis kratom ini sekitar pertengahan 2019 lalu, dimana kata dia, termotivasi dan diberikan semangat oleh rekan kerja, "ujar Sunarto yang juga pensiunan Kepala Bidang Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas Hulu.

Ia menceritakan, banyak liku - liku yang dihadapi terkait usaha pengolahan daun kratum, mulai dari permintaan barang, bahan baku, dan yang tak kalah penting terkait buyer atau bos yang beli.

"Untuk saat ini, kami akui kesulitan tentang pembayaran, sekarang buyer dengan sistem (COD) barang sampai baru di bayar dan sistem pembayaran kas tempo beberapa bulan. "ungkap Sunarto.

Diakuinya, usaha dan potensi kratom ini sangat menjanjikan, akan tetapi untuk menembus buyer dengan sistem kas atau langsung bayar hingga saat ini belum menemukan.

"Kami saat ini penjualan hanya ditingkat dalam negeri, kita kirim sebatas di Kota Pontianak Ibukota Kalimantan Barat, belum melangkah hingga ke mancanegara. Mengingat modal yang begitu besar dan rekanan belum ada, intinya mengurangi resiko yang cukup tinggi. "jelas Sunarto. (Bayu)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama