Tanam 16 Ribu Bibit di Lahan 1 Hektar, BuMDes Desa Tembong Kembangkan Budidaya Cabe Setan

MenaraToday.Com - Pandeglang : 

Di sebuah lahan seluas satu hektare di Kampung Tembol, Desa Tembong, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, tampak sejumlah warga sibuk mengolah tanah. Cangkul diayun, gulma dibersihkan, dan gundukan kecil mulai terbentuk sebagai tempat penyemaian. Dari lahan inilah, ribuan bibit cabe setan yang dikenal juga dengan sebutan cabe orens ditanam, menyimpan harapan baru bagi masyarakat desa.

BuMDes Kesejahteraan Mandiri, badan usaha milik desa yang berdiri untuk menggerakkan ekonomi lokal, memilih jalur berbeda tahun ini. Dengan memanfaatkan Dana Desa tahap II tahun 2025 senilai Rp150 juta, mereka menggulirkan program budidaya cabe setan dalam skala besar. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 16.000 benih disiapkan untuk ditanam.

“Dana desa yang kami alokasikan untuk program ini sekitar 20 persen. Biayanya bukan hanya untuk benih, tapi juga penyewaan lahan, pupuk, obat-obatan, hingga upah tenaga kerja dan pembangunan saung,” ujar Maesaroh, Direktur BuMDes Kesejahteraan Mandiri, saat ditemui menaratoday.com, Kamis (18/9/2025).

Menurut Maesaroh, prosesnya tidak singkat. Sejak awal September, warga sudah mulai menyiapkan lahan. Dari penggalian, mencangkul, hingga pembersihan dilakukan bersama-sama. Tiga hari lalu, bibit cabe mulai disemai, tanda dimulainya langkah baru bagi ketahanan pangan desa.

"Pemilihan cabe setan bukan tanpa alasan. Di balik ukurannya yang mungil, cabe jenis ini tengah naik daun di pasar. Harganya bisa menembus Rp160 ribu per kilogram, didorong oleh permintaan tinggi dari pedagang seblak, bakso mercon, hingga ceker mercon menu yang kini akrab di lidah masyarakat perkotaan," jelasnya. 

“Pasarnya insyaallah aman. Cabe setan ini banyak dicari, jadi kami optimis hasil panennya bisa terserap semua,” kata Maesaroh dengan penuh keyakinan.

Namun, di balik optimisme itu terselip kekhawatiran. Cuaca yang kerap berubah—antara hujan deras dan panas terik—menjadi tantangan tersendiri bagi tanaman hortikultura. 

“Yang penting berhasil dulu. Kami mohon doa agar panennya melimpah, meski cuaca sekarang lagi tidak stabil,” ucapnya. 

Bagi masyarakat Desa Tembong, lanjutnya, program ini bukan sekadar soal menanam cabe. Lebih dari itu, ia adalah bentuk ikhtiar kolektif untuk menghadirkan peluang ekonomi baru. 

"Memanfaatkan potensi pasar, sekaligus menguji ketangguhan mereka menghadapi ketidakpastian alam. Dari ribuan bibit kecil itu, tumbuh pula harapan besar: kemandirian desa dan kesejahteraan warga," pungkasnya. (ILA)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama