MenaraToday.com - Tanjung Balai
Diduga adanya kongkalikong dan dugaan mark up dalam pembuatan jembatan penggantian jalan alternatif Sek Merbau dengan pagu Rp. 5 M dinilai tidak layak dan massa GM Pekat IB Kota Tanjungbalai meminta Walikota Tanjungbalai HM. Syahrial untuk bertanggung jawab.
Hal ini diungkapkan Ketua Pimpinan Daerah GM Pekat IB Kota Tanjung Balai, Mahmuddin,SP dalam orasinya pada aksi demo lanjutan terkait bobroknya Jalan alternatif proyek penggantian jembatan Sei Merbau dengan pagu dana sebanyak 5 (Lima) Milyar Rupiah yang di berikan Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjung Balai. Jum'at (21/6/2019)
Massa melakukan aksi langsung dilokasi pekerjaan proyek yang berada di jalan Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai ini meminta kepada Walikota Tanjung Balai, H.M Syahrial,SH, MH untuk memberikan keputusan yang berpihak kepada masyarakat terkait akses jalan yang layak bagi masyarakat dan pengendara yang melintas di jalan tersebut selama proses kegiatan proyek sedang berjalan.
Mahmuddin,SP yang juga sebagai koordinator pada aksi itu menambahkan bahwa H.M Syahrial harus berpihak kepada rakyat terkait akses jalan yang layak bagi masyarakat terhadap pembangunan jembatan Sei Merbau yang menghabiskan anggaran 5 milyar Rupiah itu.
"Kami minta kepada H.M Syahrial untuk tidak tidur dan melihat kondisi akses jalan alternatif proyek pembangunan Jembatan Sei Merbau yang memprihatinkan dan mengancam bagi para pengendara yang sedang melintas di jalan alternatif tersebut"
"Walikota dan Pihak Kontraktor jangan kongkalikong untuk kompak mendzholimi masyarakat Kota Tanjung Balai, dimana proyek dengan anggaran 5 milyar itu sangat besar dan tidak layak jika jalan alternatif yang diberikan dengan kondisi yang sangat buruk". Teriak dalam orasinya pria yang sering disapa Kacak itu.
Kacak juga menegaskan bahwa Walikota dan rekanan harus memberikan jaminan keselamatan bagi pengendara dikarenakan kondisi jalan alternatif yang penuh debu dan tidak ada penerangan lampu jalan, sehingga menjadikan jalan tersebut menjadi tempat rawan kejahatan.
"Walikota dan Pihak Rekanan harus memberikan jaminan keselamatan bagi para pengendara yang melintas, seperti penerangan lampu jalan karena kami menilai jalan tersebut rawan dengan tindak kejahatan, dan juga kami minta untuk pihak rekanan setiap hari menyiram jalan tersebut karena debu yang dihasilkan dapat menjadi bibit penyakit apabila tiap hari dihirup oleh masyarakat dan pengendara disekitar jaln tersebut". Tambahnya
Pantauan di lapanhan tidak ada satupun pihak terkait yang memberikan tanggapan, namun pihak rekanan tampak berada dilapangan dan mencoba menghalangi jalannya aksi di pengerjaan proyek tersebut. Hingga hampir terjadi kericuhan akibat sikap arogan yang ditimbulkan oleh pihak rekanan yang mencoba menghalangi.
Selanjutnya massa yang tidak mendapatkan jawaban lanjut melakukan aksi ke Rumah Dinas Walikota Tanjung Balai. Sambil bergerak, terlihat Massa aksi sempat membagikan masker bagi para pengendara yang melintas di jalan lingkar Kecamatan Teluk Nibung.
Sampai di Rumah Dinas Walikota Tanjung Balai massa yang membawa teatrikal keranda langsung melakukan orasi dan membakar keranda juga ban bekas sebagai bentuk kekecewaan kepada Walikota dan Rekanan bahwa telah matinya keadilan yang ada di Kota Tanjung Balai
"Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, Kita turut berduka cita atas meninggalnya keadilan di Kota Tanjung Balai".Tegas Kacak
Sama seperti sebelumnya, di Rumah Dinas Walikota Tanjung Balai Massa aksi juga tidak mendapatkan tanggapan dari Walikota termuda se-Indonesia itu, bahkan massa aksi nyaris bentrok dengan aparat kepolisian dikarenakan aparat kepolisian ingin memadamkan api dan Massa menghalangi proses pemadaman tersebut, namun kericuhan langsung berhenti setelah massa menahan diri.
Selesai melakukan aksi massa langsung membubarkan diri dengan tertib dan dengan kawalan kepolisian, Massa juga berjanji akan turun dengan Aksi massa yang lebih besar apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi. (G4N1)