MenaraToday.Com – Medan :
Muhammad Ja'far
Hasibuan kembali menjadi buah bibir. Pasalnya, ilmuwan muda dunia penemu obat
kulit luar dan dalam bagi hewan dan manusia itu menunaikan nadzarnya akan
membangun pabrik perdana Biofar Shrimp Skincare di Sumatera Utara insya allah
menyusul di kepulauan lainnya di indonesia.
"Alhamdulillah,
akad pembelian lahannya sudah kita tunaikan. Insha Allah, akhir Desember 2019
nanti kita akan launching sekaligus peresmian pembangunan pabrik Biofar Shrimp
Skincare di Sumatera Utara," kata Ja'far, dengan nada penuh bersyukur,
hari ini. (22/11/2019).
Menurutnya,
keberhasilannya itu karena berkat kegigihan serta kerja kerasnya selama ini.
Tak lupa juga karena doa dari orang tua. "Ya tentu, doa ibu selalu
mengalir dalam setiap ikhtiarku," jelas Ja'far.
Perihal pabrik
perdana Biofar Shrimp Skincare yang bakal dibangun tersebut, Ja'far masih
enggan menyebut jumlah dan nilai investasinya. Hanya saja dia lirik
investor asing dan Bank Dunia membenarkan telah menjual beberapa aset milik
pribadinya.
"Insha Allah
cukup dan berjalan lancar. Allah maha kaya, kalau niat kita ikhlas dan bisa
memberi kontribusi kepada warga indonesia, terlebih dapat membantu mereka
dengan lapangan pekerjaaan nantinya, maka berapa pun besarnya investasi akan
dimudahkan dan dilancarkan urusannya," ujar Ja'far yakin.
Sebagai bukti rasa
syukurnya itu, minggu lalu Ja'far menggelar pengajian, sekaligus mengundang
anak yatim piatu, untuk bisa berbagi dan membahagiakan mereka.
"Karena doa
mereka (yatim piatu) itulah, saya bisa seperti ini," papar Ja'far terus
terang.
Kepedulian Ja'far
ternyata tak sampai disini saja. Diam-diam, Ja'far telah membebaskan biaya
pembelian obat herbal temuannya itu terhadap banyak orang di Indonesia
manfaatnya sudah dirasakan mereka. "Selama masa promo dan pengenalan, saya
memang membebaskan biaya obat herbal itu. Mungkin dengan cara seperti ini, saya
bisa membantu mereka. Dan banyak yang sudah sembuh memberi kabar, saya merasa
ikut bahagia," ungkapnya.
Niat tulus Ja'far ini
didasari oleh pertimbangan harga obat-obatan yang kini cukup mahal. Selain itu,
banyaknya pasien BPJS yang mengeluh tentang iuran dan biaya obat yang sudah
tidak terjangkau lagi, utamanya dialami oleh sebagian orang yang memiliki
penghasilan rendah.
"Jadi
semata-mata karena Allah, kita bisa berbagi keilmuan. Adakalanya kita tidak
bicara bisnis, tapi lebih pada nilai kemanusiaan. Dan jika nanti Allah
berkehendak, saya bisa bertemu Bapak Presiden Jokowi, saya akan menawarkan
konsep ini. Setidaknya memberi solusi terkait biaya BPJS," ujar Ja'far
serius.
Bahkan untuk maksud
tersebut, Ja'far mengaku sudah mempersiapkan konsep itu untuk Presiden Joko
Widodo.
Seperti Apa Konsep
Untuk Presiden RI Jokowidodo untuk selamatkan Indonesia Darurat
Penyakit,menjaga dan melestarian lingkunan tanaman mangruve agar indonesia jauh
terhindar bencana sunami di semua pesisir Indonesia dengan di bukanyan Pabrik
ini bentuk keseriusan saya membantu
tugas program Jokowidodo Kabinnet Jilid II.
Alasan Muhammad Ja
far Hasibuan yang banyak mendapatkan prestasi tingkat dunia dan diluar negeri
“Untuk bertemu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tujuannya mau
mempersentasikan hasil reset temuannya yaitu obat herbal yang asli buatan anak
bangsa yang di buat dengan cara sangat sederhana dan di akui oleh dunia
internasional.
Sebagai warga negara
Indonesia, keinginan saya bertemu Pak Presiden bukan semata-mata minta dana,
tapi ingin mempresentasikan temuan saya, di hadapan Pak Presiden dan Jajaran
Menteri Kabinet Jilid II, sejak Bulan April 2019 kemarin sudah ditunggu, sampai
saat ini belum diundang,” lanjut Ja’far.
Salah satu alasannya
bertemu Presiden Jokowi dan Kabinet Kerja Jilid II Indonesia, menurut Ja’far,
Indonesia Darurat Penyakit.
“Rakyat sakit Negara
tidak bisa kuat” jika ingin negara kuat rakyat harus sehat, dengan cara
pengobatan herbal, dengan di buka dan dikembangkannya herbal atau membuka
Universitas Herbal di indonesia ini akan bagian dari solusi bagi masyarakat
banyak serta otomatis defisit BPJS bisa berkurang, contohnya penyakit Diabetes
atau penyakit Gula, kalau dia berobat sama dokter secara kimia, otomatis
akhirnya cuci darah, sedangkan kalau pengobatan dengan herbal tidak kena
komplikasi.
Contohnya lagi
seperti luka, kalau sudah parah, dokter harus amputasi, sedangkan secara
pengobatan herbal, tidak perlu amputasi, sehingga tidak jadi beban pemerintah,
contah lagi dari penyakit diabetes, bisa kena mata, menjadi buta, akhirnya jadi
beban pemerintah dan beban keluarga. Sedangkan semua penyakit bisa dicegah,
bisa diobati dan disembuhkan.”ungkapnya.
Lanjutnya secara
otomatis rakyat Indonesia, khusus petani herbal, bisa maju dan berkembang,
dengan menanam tanaman herbal, dan hasil kelautan, otomatis GNP kita akan makin
tambah naik.
Potensi obat herbal
di Indonesia sebenarnya masih terbuka lebar, karena belum dimanfaatkan secara
optimal. Indonesia bisa belajar dari negara China yang pengobatan
tradisionalnya sudah maju, dimana anak Indonesia,”tambah Ja’far.
Sebut Ja’far, China
merupakan negara pengguna pengobatan tradisional terbesar di dunia.
“Pengunaan herbal di
China mencapai 50 Persen dari seluruh pengobatan. Umumnya negara di dunia hanya
35 Persen saja,” kata Ja’far, pakar herbal kulit untuk manusia dan hewan ĺuar
dan dalam, dimana pemanfaatan herbal di Indonesia sebenarnya bisa mencontoh
China, jika studi tentang tanaman obat semakin banyak. Bahkan, obat tradisional
akan bisa setara dengan obat sintetik.
Diharapkan pemerintah
jilid ke II, dengan program obat herbal temuan Ja’far, masyarakat dan tenaga
kesehatan bisa lebih dekat dengan jamu yang bersumber dari hewan dan tumbuhan,”
terangnya
Lalu, siapakah
sebenarnya Muhammad Ja'far Hasibuan Tokoh Dunia Ilmuwan Indonesia Di Lirik Bank
Dunia?
Barangkali ada yang
masih belum mengenal sepenuhnya siapa Muhammad Ja'far Hasibuan ini.
Nama Ja'far mulai
dikenal sejak dia meraih Juara banyak Kompetisi Nasional Dan International
seperti awalnya Juara Umum Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Di
Perdesaan Tahun 2016,Juara Umum
Santripreneur Indonesia Award 2018 Kategori Boga Tanaman Langka (Olahan
Pangan). Penghargaan ini merupakan prestasi ke-24 yang ia capai, setelah
sebelumnya telah didahulu oleh berbagai prestasi dan capaian di bidang
organisasi kepemudaan serta bidang pemberdayaan masyarakat indonesia maju dan
kewirausahaan.
Putra Indonesia asal
Sumatera Utara ini makin berjaya pasca dia berhasil Juara 1 Dunia Gegerkan
dunia kalahkan 193 negara menyabet medali emas dalam ajang China Sanghai
International Exhibition of Inventions (CSITF) di Sanghai, China dan WIIPA
Special Award yang digelar pada 16 April
-02 Juni 2019.
Usai itu, Ja'far
terus berkarya dan mengembangkan produk yang terbuat dari udang khas Pesisir
Selatan Malaka yang di sana dikenal sebagai Udang Halus Kecil Segar yang berhabitat
di bawah hutan bakau. Menurut Ja'far, di wilayahnya banyak terdapat udang jenis
itu.
Inovasinya ini diberi
nama sebagai Biofar Shrimp Skin Care. Menurut Ja'far inovasinya itu bermanfaat
untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta luka di kulit manusia dan hewan luar
dan dalam.
Meski sudah
menyandang gelar Ilmuwan muda dunia (Tokoh Dunia) Ja'far mengaku bahwa dirinya
bukan lulusan dari keilmuan eksak, seperti kimia atau biologi. Namun ia mengaku
bahwa ia sejak berada di bangku Kelas 4 SD
dirinya sudah mandiri biaya sekolah sendiri hingga Kuliah sempat
bertahun tahun tinggal pondok gubuk kecil.
"Saya hanya
lulusan pesantren, kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara jurusan Bimbingan Konseling (BK)," kata Ja'far.
Ia mengaku sejak
ayahnya meninggal dan menurutnya, ilmunya itu merupakan ilmu pemberian dari
Allah.
Ilmuwan Dunia yang
lahir di Padang Lawas Utara,
Sumatera Utara ini memiliki 10 orang saudara, dibesarkan dalam sebuah keluarga
yang sangat sederhana. Berawal dari keterbatasan keluarga, Ja'far tumbuh
menjadi pemuda yang gigih dan pekerja keras. Saat ini, Ja'far dikenal sebagai
pemuda dengan segudang prestasi yang mumpuni, khususnya dibidang pemberdayaan
indonesia dan kewirausahaan.
Penemuannya pun
diakui dunia, pasca dinobatkan sebagai pemenang dan berhasil mengalahkan
rivalnya di 193 negara menjadi orang pertama di Asia ikut dalam kompetisi itu,
Bank Dunia kemudian meliriknya untuk pengembangan usaha yang dirintisnya ini.
Untuk keperluan itu,
Ja'far baru-baru ini silahturahmi dengan ayahanda Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs.
Agus Andrianto, S.H., M.H.
"Alhamdulillah,
Bapak Kapolda memberi dukungan moril dan semangat, semuanya demi kemajuan
Indonesia Khususnya Sumatera
Utara," tutup Ja'far