MenaraToday.Com
- Riau
Perairan Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) dikawasan laut Natuna Provinsi Kepulauan Riau merupakan lokasi
favorit penangkapan ikan secara illegal (Illegal Fishing) karena posisinya yang
sangat strategis dan berhadapan langsung dengan laut Cina Selatan dan
berbatasan dengan beberapa negara.
Berdasarkan fakta tersebut,
maraknya aksi pencurian ikan oleh Kapal Ikan Asing (KIA) terutama berbendera
Vietnam merupakan pelaku terbanyak dilanjutkan KIA dari Malaysia dan KIA dari
Thailand. Modus dari kapal - kapal ikan berbendera Vietnam tersebut masuk ke
wilayah ZEE Indonesia dengan dikawal Kapal perikanan Vietnam.
Dengan maraknya aksi illegal
Fishing tersebut Polairud sudah melakukan penindakan, penangkapan pelaku -
pelaku IUUF sejak tahun 2017 sampai 2019 Polairud melalui kapal - kapal
patrolinya berhasil menangkap 51 Kapal Ikan Asing (KIA) terutama di perairan
Natuna.
Berdasarkan data tangkapan
dari Subdit Gakkum, Kakorpolairud Irjen
Pol Drs. Lotharia Latif, S.H., M.Hum., menjelaskan bahwa Kapal Ikan Asing yang
berhasil ditangkap, terbanyak melakukan penangkapan ikan secara ilegal berasal
dari negara Vietnam dengan total tangkapan 35 KIA sedangkan KIA yang berasal
dari Malaysia berjumlah 14 KIA, dari Thailand 1 KIA dan dari Philipina 1 KIA.
"KIA berasal dari
Vietnam sebanyak 21 KIA yang ditangkap Tahun 2017, Tahun 2018 ditangkap 12 KIA
sedangkan tahun 2019 ditangkap 2 KIA, " kata Kakorpolairud.
Irjen Pol Lotharia Latif
juga mengatakan bahwa KIA yang ditangkap saat melakukan pencurian ikan di
perairan Indonesia, tanpa dilengkapi dokumen sah. Bahkan, tidak memiliki satu
dokumen pun, baik dokumen kapal, dokumen muatan, maupun dokumen personel
pengawak kapal.
"Kami akan tetap
bersinergi dengan KKP, TNI AL dan Bakamla untuk menjaga perairan indonesia,
cara paling efektif adalah menggelar kekuatan dalam waktu yg tepat karena
masing - masing mempunyai tantangan dan permasalahan yang sama sehingga masalah
illegal fishing tidak dapat dihadapi sendiri - sendiri, oleh karenanya untuk
mencapai tujuan sesuai tugas masing - masing maka kita harus bekerja sama dan
bersinergi demi terciptanya keamanan laut dan perairan indonesia" tutup
Kakorpolairud.(efrizal)