PT. Toba Pulp Lestari, Rawat Mual Raja Sisingamangaraja XII Dalam Konsesi Perusahaan

MenaraToday.Com - Toba : 

Mual atau sumur Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII yang berada didalam wilayah konsesi sektor Habinsaran PT Toba Pulp Lestari (PT TPL) tepatnya di Desa Simare Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara, mendapat perhatian perawatan dan pelestarian dari pihak perusahaan.

Mual ini merupakan salah satu Nilai Konservasi Tinggi (NKT) yang memiliki nilai sosial atau budaya yang memiliki sejarah terhadap masyarakat sekitar.

NKT merupakan nilai biologi, ekologi, sosial atau budaya yang dianggap sangat penting pada skala nasional, regional dan global.

Di dalam NKT terdapat 6 nilai yang harus dipenuhi yakni, keanekaragaman spesies, ekosistem mosaik pada level lanskap, ekosistem habitat, jasa ekosistem, kebutuhan masyarakat, nilai Kultulral (budaya), sehingga tidak terjadi perselisihan dan kerusakan alam.

Pelestarian NKT ini sendiri merupakan wujud dari komitmen perusahaan dalam melestarikan setiap situs budaya yang ada di konsesi dengan melakukan pelestarian berupa pemugaran situs budaya tersebut.

Perusahaan berkomitmen dan telah melakukan pelestarian "Mual Oppung Raja Sisingamangaraja XII" menjadi salah satu situs budaya yang mengandung nilai konservasi tinggi di Kabupaten Toba, ujar Rimhot Aini Sinaga selaku Asisten Environment Division TPL Sektor Habinsaran, Rabu (6/10/21).

Situs ini terbuka untuk umum, namun kami berharap kita semua mengedepankan kearifan lokal selama menikmati nilai-nilai budaya yang terkandung didalam situs budaya ini, imbau Pangeran Marpaung Humas Sektor Habinsaran PT TPL.

Manajemen TPL Sektor Habinsaran selalu melakukan perawatan komplek Mual Oppung Raja Sisingamangaraja ini, baik fisik bangunannya, tanaman hias dan area parkir bahkan kamar mandi, secara intens dan berkala, untuk menyuguhkan kenyamanan bagi setiap pengunjung yang singgah.

Edison Hutapea warga Desa Simare menuturkan, bahwa Mual Oppung Raja Sisingamangaraja XII yang berada di Desa Simare.

" Sejak dulu masyarakat setempat memang melakukan perawatan dan pelestarian seadanya, Namun dengan perhatian besar yang diberikan TPL hingga komplek Mual seperti sekarang ini, kami sungguh mengapresiasinya" ujar Edison Hutapea seraya mengucapkan terimakasih.

Sejak komplek Mual mendapat perhatian penataan dari TPL, tempat ini sudah sering dikunjungi orang luar, untuk menyaksikan langsung bahkan menggunakan air yang konon sumber airnya berasal dari hasil cucukan tongkat milik Raja Sisingamangaraja XII, kemudian diminum bersama pengikutnya dimasa kolonial kala itu, imbuh Edison. (J.Tambunan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama