MenaraToday.Com - Pandeglang :
Batu bara yang tumpah dan tercecer di Pulau Popole, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Bantwn, kini sudah mulai proses pengangkutan.
Sebelumnya, batu bara yang tercecer berantakan di Pulau Popole, akibat adanya insiden kapal tongkang Titan 14 milim PT. Tranas Logistik Perkasa (TLP) yang kandas saat cuaca buruk di awal bulan Desember 2024 lalu.
Dibantu organisasi kepemudaan Karang Taruna (Katar) setempat bersama masyarakat juga nelayan melakukan bersih-bersih pantai dengan proses pengarungan pada bulan Januari 2025.
Berdasarkan pantauan di lapanga, seiring dengan berjalannya waktu, informasi atas kejadian tersebut pihak Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia terjun ke lokasi untuk melakukan investigasi juga verifikator lebih jauh, dengan hasil bersama team Expert bahwa sementara pekerjaan dilakukan dengan benar.
Tak hanya itu, ada yang menarik dalam proses pemisahan batubara dengan pasir ini dilakukan dengan menggunakan air garam jenuh, sehingga menghasilkan pasir tenggelam dan bantu bara mengapung, sementara warga yang dilibatkan untuk membantu pekerjaan tersebut dilakukan pengecek kesehatan secara rutin sebelum kerja dan setelah kerja, termasuk diberikan konsumsi makan dan minum untuk mencegah dehidrasi akibat cuaca panas.
"Proses langkah selanjutnya dilaksanakan pihak PT. Matabima Bersama Indonesia (PT.MBI) yang mendapatkan tugas untuk pengerjaan pengangkutan batu bara dari Pulau Popole menyebrang laut hingga ke daratan Cigondang," demikian dikatakan Juswono Budisetiawan S.Si M.Sc., Direktur PT. Matabima Bersama Indonesia (PT. MBI). Jum'at (16/5/2025).
Juswono menuturkan, untuk proses pengangkutan diawali pada April 2025, dengan terlebih dahulu melakukan kirim do'a bersama para tokoh agama untuk leluhur.
"Kita mulai Jum'at 11 April 2025, dimulai dengan selamatan kemudian mengirim doa untuk leluhur bersama tokoh-tokoh agama dan masyarakat serta ustadz yang telah membangun Labuan. Nah, pada Tanggal 10 Sabtu Pahing kita mulai bekerja bersama kelompok nelayan untuk melakukan pembersihan batu bara yang dijaring, agar lebih bersih tidak ada pasir dan karang yang terbawa dari pulau," kata Juswono.
Teknisnya, lanjut Juswono, pihaknya dibantu oleh para pemuda dan nelayan yang diawasi langsung oleh syahbandar.
"Untuk pekerja kita dibantu dari beberapa kelompok pemuda dan nelayan berikut bantuan pengawasan juga dari Syahbandar Labuhan, Pos AL dan instansi pemerintah setempat lainnya," jelasnya.
Ketika disinggung terkait jadwal angkut, Juswono memperkirakan minggu depan mulai pengangkutan setelah koleksi dan pengarungan selesai.
"Diperkirakan proses pemilahan koleksi pengarungan dan pengangkutan ke darat selesai pertengahan bulan Juli yang akan datang, itupun kalau cuaca mendukung dan untuk pengawasan juga kita sudah koordinasi dengan DLHK Propinsi dan DLH Kabupaten," ungkapnya.
Dalam pelaksanaannya, Juswono menjelaskan, saat ini tengah dipersiapkan terkait tehnis karena para nelayan lebih faham kondisi laut sehingga diharapkan lebih aktif.
"Teknis pelaksanaan sedang di persiapkan dan didiskusikan lebih jauh tehnisnya, supaya kelompok nelayan lain bisa terlibat aktif juga, untuk proses diskusi dan design tehnis pelaksanaan sedang berlangsung, untuk mengakomodasi kearifan lokal serta pengalaman nelayan lokal yang lebih tahu karakter laut Labuan," pungkasnya. (ILA)