Dikonfirmasi Wartawan, Kepsek SMP SRO Matiti Tunjukkan Sikap Ala Premanisme


MenaraToday.com - Humbahas :

Kepala Sekolah SMP Swasta SRO Matiti, Kabupaten Humbahas,  Sumut, Drs Togar Manullang selalu menunjukkan sikap tidak bersahabat dan bergaya ala premanisme saat ditemui wartawan yang hendak melakukan konfirmasi.


Sikap yang ditunjukkan oleh oknum Kepala Sekolah ini sangat mencoreng citra pendidikan di Humbahas. 

"Sikap tidak bersahabat dan cendrung bergaya preman ini sangat tidak layak ditampilkan sosok seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin yang bijaksana dan bersih tidak akan gerah mendapat pertanyaan dari wartawan yang menjalankan tugas jurnalistiknya" ujar salah seorang wartawan online yang ingin melakukan konfirmasi kepada oknum Kepsek tersebut,  Sabtu (9/2'2019).

Tindakan arogan ini berawal saat wartawan mendatangi dan melakukan konfirmasi tentang sejarah berdirinya SMP SRO, siapa pemilikannya, berapa uang sekolah dan berapa dana BOS . Mendapat pertanyaan tersebut bukannya meniawab malah oknum Kepsek ini berdalih ingin keluar karena ada urusan di luar. 

"Saat dipertanyakan wartawan mengenai asal mula sekolah yang ada serta akte pendiriannya sampai kepada pemilik dan pengelolanya,  Togar langsung naik tensi dan mengeluarkan kata-kata keras untuk menjawabnya dan ketika ditanya 
mengenai "Tali Asih " kepada para pendiri SMP SRO diantaranya Marga Sihite,  Manulang, Naibaho, Sihotang, Sinambela, Bakkara, dengan singkat Togar menjelaskan " tidak pernah,  karena sekolah ini berbentuk Sosial bukan komersil" katanya. 

Ditambahkan Togar  dikarenakan Marganti Manullang (Mantan Wakil Bupati Humbahas)  tidak lagi duduk,  maka bantuan tersebut tidak lagi ada.

"Tak ada lagi bantuan dari Mantan Wakil Bupati Humabahas sehingga untuk menutupi kebutuhan sekolah ini,  dan inilah alasan kami membuat kami bekerja ekstra keras untuk mencari bantuan komputer dalam rangka menghadapi ujian berbasis UNBK kepada para perantau khususnya kepada para mantan siswa SMP SRO yang telah sukses di rantau sana" Ujarnya .

Terkait uang sekolah, SMP SRO bahkan menyelengarakan uang sekolah gratis kepada siswanya,  jika ada satu keluarga yang anaknya dua yang bersekolah disini maka kami akan memberikan pengurangan,  diantaranya Rp.  20.000/ perbulan, jika tidak ada maka uang sekokah kami berikan sekitar Rp. 25.000-30.000 per orangnya setiap bulan.

Lebih lanjut terhadap Dana BOS yang disekolah tersebut yang seyogianya dikatakan untuk sekolah swasta  di Hibakan, serta diduga adanya bantuan Hibah dari masyarakat Jepang melalui Konsulat Jendral Jepang di Medan untuk sekolah tersebut, sontak Togar langsung stres dan ala premanisme, mengatakan" Tanyak aja sama bendahara, saya tidak pernah memakan uang yang ada dari sekolah ini, Saya PNS,  gaji saya ada,  jadi gajiku itu mau untuk kau, meminta minta aja kau datang kesini...,  ujarnya dengan nada marah.  Togar juga 
mengeluarkan ancaman kepada wartawan berinisial AS, "mengatakan jangan kau datang lagi kesini,  nanti kupukul kau kalau kau datang lagi.  " begitu juga dengan staf pegawai Tata Usahanya Manullang turut ikut campur tangan dalam persoalan tersebut, sampai-sampai meninggalkan ruang kerjanya untuk menghampiri wartawan tersebut . 

Sebelum berita ini sampai  kemeja redaksi, untuk diterbitkan,  diminta kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Humbang Hasundutan bersama Tipikor untuk memeriksa kembali keberadaan Dana BOS yang ada di SMP SRO dan juga diduga adanya bantuan Hibah kesekolah tersebut yang diberikan oleh Pemerintah Jepang.  (B. Nababan)
Lebih baru Lebih lama