MenaraToday.com - Medan :
Ratusan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara (AMIN) melakukan Aksi Simpatik mendukung KPU dan Bawaslu dalam menjalankan tugas dan tanggung sebagai penyelenggara pemilu di depan kantor Badan Pengawas Pemilu Sumatera Utara Jalan Adam Malik Medan.
Mereka meminta Bawaslu untuk tidak memperdulikan oknum yang hanya bisa teriak curang tanpa bisa menunjukkan alat bukti atas pelaksanaam pemilu April kemarin.Tanpa terkecuali.
"Mereka hanya bisa teriak curang saja tanpa punya alat bukti maka Bawaslu Sumut jangan ambil pusing, niat mereka bukan mau aksi,tapi ingin memprovokasi masyarakat agar tak percaya pemilu atau memberontak terhadap negara". Ucap Safar
Kami juga tak sepakat dengan sebutan _people power_ itu, _power_ sebenarnya sudah kita lakukan pada saat pemungutan dibilik suara 17 April 2019 kemarin, kalo pada waktu ini bisa jadi _people power_ yang mereka maksud hanya untuk membuat gaduh masyarakat Sumut, dan kami siap lawan." tegas Safar Hasibuan Ketua AMIN.
Sementara dari Mobil Komando, Penasehat AMIN Sumatera Utara, Rahman Syahputra Sirait menuturkan bahwa Aksi yang mereka lakukan adalah sebagai bentuk Simpati terhadap Penyelenggara dan POLRI yang menjadi sasaran fitnah dan curang. Dan Kita juga kasihan dengan penyelenggara,Sudah banyak wafat dituduh curang lagi,POLRI juga dijadikan sasaran fitnah" ujar rahman
Ditengah aksi kami juga menyoroti tentang kehadiran abu janda . Saya berpesan kepada Abu Janda sungguh kami bisa jaga persatuan di Sumatera Utara, kami menyayangkan kehadiran Abu Janda ditengah2 aksi Simpatik tadi. Aksi simpatik ini bertujuan untuk menyatukan semangat persaudaraan antar masyarakat Sumut dan menerima apapun hasil pemilu yang sudah berlangsung. Tidak lagi 01 ataupun 02, abu janda tak usah ikut, Ujar Rahman
Rahman mengatakan kehadiran Abu janda justru berpotensi menambah kisruh suasana ditengah masyarakat melalui vlog nya diakun Media sosial pada suasana aksi simpatik mendukung KPU dan Bawaslu hari ini. Tutup Rahman. (Revanda)