MenaraToday.com - Tapsel :
Ngomongin api tidak akan membuat mulut terbakar ini istilah yang tepat menggambarkan suasana saat ini menurut Parlindungan Siregar (40) Warga Desa Lobu Layan, Kabupaten Tapsel, Sumatera Utara, Pria yang keseharian nya bekerja sebagai penjaja Telur Puyuh dan Kacang Goreng ini terlihat mencle-mencle saat di singgung masalah issu bakal ada keributan pasca putusan MK (Mahkamah Konstitusi)
"Pendidikan saya tidak setinggi mereka, tetapi saya sadar bahwa situasi saat ini coba di tunggangi provokator-provokator kelas wah dan kelas receh yang ingin negara ini kacau balau tanpa memikirkan resikonya pada masyarakat awam seperti saya,tetapi saya percaya masyarakat sudah pintar pasti tau mana yang baik mana yang tidak, "katanya
Saat di singgung apa maksud dari provokator kelas wah dan kelas receh, ianya dengan gamblang mengatakan bahwa banyak yang berusaha menjerumuskan teman dan saudaranya padahal diketahui tidak ada untung dan pengaruh nya buat dia
"Sebagian ada yang menginginkan negara ini kacau demi keuntungan kelompoknya nah yang paling berat itu provokator kelas receh ini, dia berusaha menghasut semua orang untuk saling sikut padahal gak ada untungnya sama dia, inilah yang disebut istilah orang batak "Pantang Sobilak" (Pantang gak hebat),"katanya sambil tertawa lebar
Terakhir Parlindungan berpesan kepada semua orang agar menjaga kesatuan dan persatuan bangsa demi kalangsungan hidup dan masa depan bangsa
"Himbauan saya kepada seluruh masyarakat utamanya masyarakat bawah seperti saya, sebaik nya berpikirlah untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya, jangan ribut kata orang ribut kau bilang, ditengok periukmu kosong dan anak istrimu menjerit kelaparan, Tapi gayamu di lopo kopi ini sudah kayak politikus handal, "katanya (Ucok Siregar)