Foto : Illustrasi
MenaraToday.Com
– Humbahas :
Kenaikan Harga Eceran
Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kilogram menuai kritik dari kalangan masyarakat,
terkhusus desa Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Masyarakat setempat
meminta dan mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Humbang Hasundutan
dapat mengendalikan harga gas bersubsidi itu agar sesuai HET dan tidak menyengsarakan
rakyat kecil.
“Kami kecewa dengan
kebijakan dari pihak eceran menaikkan HET ini. Kebijakan ini berbarengan
dengan, ditambah gas bersubsidi yang terus naik. Padahal, harga di konsumen
bukan HET, ini jadi persoalan,” jelas warga yang namanya tidak mau
dipublikasikan, Kamis (7/11/2019).
Menurut Moratua Gajah salah
satu anggota DPRD kabupaten Humbang Hasundutan Propinsi Sumatera Utara, melalui
pesan Whatshap nya kepada wartawan menyampaikan."Kalau terkait harga jual
ini, kan Pertamina yang menentukan, Harga eceran ke sub Agen yang resmi hanya
sudah di tetapkan mencapai Rp 20.000. Kalau didaerah saya di Kecamatan
Tarabintang sebesar Rp.35.000 sedangkan untuk Dolok Sanggul sebesar Rp.30.000.
"Pandangan saya
ditengah perekonomi an yang masih lesu seharusnya pemerintah belum saatnya
menaikkan harga elpiji yang 3 kg . Dampaknya pasti nanti harga harga akan naik.
Cukai rokok aja di naikkan sangat tinggi juga. Tetapi disisi lain banyak uang
yang di berikan ke masyarakat yang tidak tepat sasaran misalnya untuk pemberian
Kartu Indinesia Pintar, Indonesia Sehat, Rumah Tidak Layak Huni, dll.
Kebijakan menaikkan HET ini
tidak tepat waktu. Sementara, hingga saat ini masyarakat masih membeli harga di
luar HET, yang berkisar antara Rp28 ribu hingga Rp. 30 ribu per tabung.
Semestinya, kata dia, masyarakat juga perlu tahu HET dan disosialisasikan agar
membayar gas sesuai HET.“Kalau harganya lebih dari HET, berarti kan sama saja
masyarakat dibohongi dan membeli harga mahal,” jelasnya.
Pengeluaran masyarakat
kurang mampu yang menjadi sasaran pengguna gas 3 Kg ini pun meningkat drastis.
Saat HET gas 3 kg melambung tinggi, menurut salah satu pegawai SPBU Hutapaung
menyampaikan , bahwa mereka mendapatkan jatah gas sekali seminggu itu sebanyak
100 tabung, itupun masih kurang buat masyarakat yang ada , jadi kami
mengharapkan agar kuota tersebut ditambahkan, sedangkan untuk harga jual, kami
berikan sebesar Rp. 20 ribu rupiah per 3 kg . Tapi kalau pihak eceran menjual
kepada masyarakat seharga Rp.28.000 – Rp.30.000 , itu kami tidak tau .
Tuturnya. ** B.Nababan *