MenaraToday.Com
– Jakarta :
Presiden Joko Widodo
(Jokowi) mengemukakan, sekarang ini yang namanya infiltrasi ideologi dari
negara lain semakin gampang masuknya tapi sulit kita menyaring dan
menghambatnya. Keterbukaan dalam media
sosial (medsos), sehingga informasi yang berasal dari negara mana pun begitu
sangat cepatnya diterima dalam waktu detik.
“Kalau pas informasinya
bagus, informasinya positif, ya alhamdulillah. Tapi kalau negatif, memberikan
dampak yang sangat tidak baik bagi anak-anak kita terutama dalam hal karakter,
budi pekerti, etika, norma-norma yang sekarang ini mulai memang harus terus
kita ingatkan,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutan pada Pembukaan
Kongres XXV Kowani, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (3/12/2019) sore.
Menurut Presiden, informasi
tersebut bisa lewat Youtube, WA (WhatsApp), Twitter, bisa lewat Facebook yang
kesemuanya sekarang ini cepat dan negara tidak bisa menghambat dan menyaring
hal-hal yang tidak baik yang masuk lewat media sosial.
Di sisi lain, kita
dihadapkan pada ketatnya persaingan global, persaingan antarnegara,
persaingan/kompetisi antarnegara yang tidak mudah, perubahan yang cepat yang
sangat dinamis. Sekarang kita baru belajar apa besok sudah ganti lagi ada yang
hal yang baru.
“Inilah saya kira hal-hal
yang perlu kita waspadai bersama. Kita bangsa Indonesia, anak-anak kita,
sekarang dan ke depan betul-betul menghadapi sengitnya persaingan dan kompetisi
global,” ujar Presiden.
Pada titik inilah, lanjut
Presiden, kita akan bertumpu pada yang namanya keunggulan sumber daya manusia,
SDM. Ia mengingatkan, nasib bangsa ini sangat ditentukan oleh anak-anak muda
kita. Diperlukan anak-anak muda yang memiliki talenta dan sekaligus berjiwa
patriot.
“Itulah mengapa dalam lima
tahun ke depan, kalau lima tahun yang kemarin kita fokus konsentrasi pada
pembangunan infrastruktur, lima tahun ke depan kita ingin menjadikan
pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama dalam pemerintah kita
ini membangun,” tutur Presiden.
Kepala Negara mengajak
ibu-ibu bangsa yang tergabung dalam Kowani untuk ikut serta dalam pembangunan
sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul. Ia menegaskan, kita ingin SDM
kita memiliki budi pekerti yang luhur, memiliki keterampilan yang baik, serta
mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi, karena memang persaingannya ke depan
ada di situ. Tidak Mudah Karena itu Kepala Negara menegaskan, peran ibu dalam
keluarga sangat besar, bukan hanya melahirkan, bukan hanya membesarkan, tetapi
juga mendidik generasi penerus bangsa.
“Jangan sampai anak-anak
kita ini dididik oleh Youtube, dididik oleh Twitter, dididik oleh Instagram,
dididik oleh Facebook, dididik oleh media sosial,” tutur Kepala Negara.
Menurut Kepala Negara,
sekarang ini hampir setiap anak kita sekarang pegang, yang namanya gawai, yang
namanya smartphone, yang namanya gadget, pegang itu semuanya, hati-hati. Tentu
tidak mudah mendidik generasi masa depan memiliki mental, karakter yang unggul,
yang produktif, yang percaya diri, yang penuh optimisme, yang memiliki budi
pekerti yang sopan, yang santun dengan sebuah nilai-nilai integritas dan
moralitas yang tinggi, yang memiliki nilai-nilai toleransi akan kerukunan,
kepedulian, dan yang lain-lainnya.
Oleh sebab itu, Presiden
Jokowi ibu-ibu seluruh organisasi yang berada di bawah Kowani untuk membanjiri
media sosial itu dengan hal-hal yang positif, dengan narasi-narasi yang
positif.
“Jangan sampai kita kalah.
Mereka membanjiri dengan informasi-informasi yang tidak benar, ya kita harus
membanjiri ganti dengan informasi-informasi yang benar, yang baik, sehingga
anak-anak kita tidak terpengaruh oleh banjirnya informasi yang negatif tadi,” tutur Presiden.
Tampak hadir dalam
kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Dalam
Negeri Tito Karnavian, dan Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto
Prayogo.(efrizal/tim)