MenaraToday.Com – Pematangsiantar
:
Mahasiswa Pascasarjana Sekolah Tinggi
Theologia Huria Kristen Batak Protestan (STT HKBP) Pematangsiantar lakukan
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan yang dirangkai dengan silaturahmi
dan dialog lintas iman di Kantor Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
Pematangsiantar yang berada di Jalan Pangururan, No.10B2 diikuti sebanyak 30
orang, Selasa (17/12/19).
Adapun mahasiswa
Pascasarjana Program Magister Theologia (M.Th) yang melaksanakan PKM ini
diantaranya May Luther Dewanto Sinaga, S.Th yang saat ini sebagai Ketua Gerakan
Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Pematangsiantar-Simalungun dan Pdt. Beresman
Nahampun, S.Th yang saat ini bertugas di Kantor Pusat Huria Kristen
Indonesia (HKI) sebagai Kepala
Departemen Umum. Guna melaksanakan salah satu dari Tri Darma Perguruan Tinggi,
yaitu Pengabdian.
Adapun topik dialog tersebut
"Merajut Kebhinekaan Menuju Kota Pematangsiantar yang Aman dan
Damai". Mengawali diskusi May Luther Dewanto Sinaga, S.Th mengatakan “Ada
segelintir orang demi kepentingan pribadi atau kelompoknya dengan menggunakan
politik identitas yang merusak
kebhinekaan di negeri ini. Maka perlu dibangun serta berkesinambungan bentuk
pertemuan dan diskusi lintas iman/agama merajut kebersamaan sekalipun berbeda
tetap saling menghargai dan menghormati. Berbeda-beda tetapi kita tetap satu
juga di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, merawat
kebhinekaan sama halnya dengan merawat NKRI”.
Sementara itu, Pdt. Beresman
Nahampun, S.Th menyampaikan “Pluralisme saat ini adalah fenomena dunia yang
tidak mungkin dihindari. Manusia hidup dalam pluralisme dan merupakan bagian
dari pluralisme itu sendiri, baik secara pasif maupun aktif, tak terkecuali
dalam hal keagamaan. Semua agama cinta damai serta memiliki nilai-nilai
kebaikan dan misi penegakan moralitas. Sebetulnya musuh agama adalah
ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Kalau masih ada ketidakadilan dan
ketimpangan sosial di muka bumi ini maka menjadi tanggung jawab semua umat
beragama sekaligus menjadi agenda bersama dalam dialog lintas iman.
"Toleransi tidak harus
memaksa bahwa setiap orang harus sama dengan kita dan memaksa kita harus sama
dengan orang lain. Tapi makna dari toleransi disini bagaimana kita mampu untuk
saling menghargai antara satu dengan yang lainnya", ungkap Beresman.
"Apalagi di era
Revolusi industri 4.0 ini, generasi muda sering disebut generasi milenial
sangat mudah terpapar Radikalisme ataupun ancaman-ancaman yang dapat memecah
bangsa ini melalui Media Sosial. Harapan kita melalui pertemuan ini dan
kedepannya untuk mengajak generasi milenial tersebut untuk kritis dan tidak
mudah terpancing karena berita bohong (hoax) juga yang dapat memicu konflik
yang sengaja dibuat oknum tertentu demi kepentingannya", Tambah Beresman
lagi.
Sementara itu, Ridwan Akbar
Pulungan Ketua GP Ansor Pematangsiantar didampingi Rido Munthe Sekretaris,
serta Pengurus GP Ansor Kecamatan, ketua Banser dan beberapa anggota mengatakan
“Kami sering difitnah karena membangun toleransi dengan niatan sesungguhnya
menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara. NKRI bagi kami adalah harga mati.
Menjaga kesatuan Negara RI adalah bagian dari keimanan kami”.
"Melalui Barisan Ansor
Serbaguna (Banser), GP Ansor optimis akan terus menjaga keutuhan bangsa ini
karena bagi kami NKRI harga mati", tambah Komandan banser.
Dialog lintas agama ini
berlangsung lebih kurang selama 3 Jam yang dimulai sejak pukul 20.00 WIB di
Kantor GP Ansor kota Pematangsiantar.
Dipenghujung dialog,
Mahasiswa Pascasarjana STT HKBP Pematangsiantar bersama GP Ansor
Pematangsiantar sepakat untuk sama-sama menjaga toleransi dan kebhinekaan di
kota Pematangsiantar demi terwujudnya Siantar Aman dan Damai.
Dikabarkan bahwa sebagai
bukti bentuk saling menghormati antar umat beragama, GP Ansor
Pematangsiantar sudah membuat program
akan menjaga Gereja-Gereja yang ada di Pematangsiantar demi menyukseskan
Perayaan Natal.
"Kami siap menjaga
Gereja-Gereja yang ada di Pematangsiantar ini demi kelancaran dalam merayakan
Natal", ungkap salah satu anggota GP Ansor yang menjabat sebagai Komandan
Banser Pematangsiantar.
"Kita sangat berharap
pertemuan dan dialog lintas agama kali ini sebagai contoh dan stimulus bagi
masyarakat lainnya agar memahami bahwa penting nya hidup untuk saling menjaga
dan saling menghormati antara satu dengan yang lainnya karena tinggal di rumah
yang sama yaitu NKRI, dan dalam hal ini khususnya kota Pematangsiantar"
Tutup Luther.(R1/red)