MenaraToday.com - Malang :
Pilkada Kabupaten Malang 2020 tampaknya memasuki babak baru. Baru-baru ini, Kamis (04/06/2020) lalu tepatnya, muncul sebuah postingan dari akun instagram @malangjejeg yang mempertanyakan prosedur kesehatan memakai masker dari kaos kutang yang disarankan oleh Bupati Malang Sanusi.
Postingan video itu disertai dengan potongan rekaman pidato Sanusi yang merekomendasikan warganya untuk menggunakan masker dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona di Kabupaten Malang.
"Masker itu bisa pakai tisu, kain bekas yang sobek, atau pakai kaos kutang kalau terpaksa tidak ada. Pakai apa saja yang penting mulut dan hidung ini tertutupi," bunyi rekaman pidato Sanusi dalam video instagram itu.
Kemudian akun instagram yang identik dengan salah satu jargon paslon dari jalur perorangan (Heri Cahyono dan Gunadi Handoko) yang dikabarkan akan ikut dalam kontestasi di Pilkada Kabupaten Malang 2020 tersebut mempertanyakan protokol kesehatan pemakaian masker dari kaos kutang.
"Namun apakah hal tersebut sesuai dengan prosedur kesehatan yang dihimbau oleh pemerintah? Yokpo pendapatmu nawak? monggo diskusi di kolom komentar (baca: bagaimana pendapatmu kawan ?, silahkan diskusi di kolom komentar)," tulis akun instagram tersebut.
Video itu juga sudah tersebar di berbagai lini media sosial lainnya seperti Facebook, Twitter hingga WhatsApp Group.
Menanggapi hal itu, Humas Tim SanDi (Sanusi-Didik), Abdul Qodir, menyesalkan video yang beredar tersebut.
"Kami cukup prihatin dengan menyebarnya video yang memuat potongan pidato Pak Sanusi," ujarnya Jumat (05/06/2020).
Walaupun disebarkan sebelum tahapan pemilu, menurut Abdul Qodir tetap tidak elok dilakukan, karena sudah menjadi bagian dari Black Campaign, atau Kampanye Hitam. Hanya yang membedakan Bawaslu tidak bisa mengambil suatu tindakan karena Gakumdu belum terbentuk.
Masih menurut Abdul Qodir, dikatakan Black Campaign karena konten yg dimuat tidak utuh,
"Kita sepakati bersama bahwa Black Campaign adalah kejahatan pemilu. Kami tahu maksud dari disebarkannya potongan video itu hendak menyerang wibawa, simpati dan elektabilitas Pak Sanusi sebagai Cabup dari PDI Perjuangan. Tapi kami sampaikan kepada konstituen untuk tidak bersikap reaktif",
"Saya jamin konstituen dan simpatisan SanDi tidak akan terpancing melakukan hal yang sama. Karena Konstituen PDI Perjuangan sudah cerdas, gak bisa di pecah belah," ujarnya.
Pria yang akrab disapa Cha' Adeng itu menegaskan, dalam menghadapi pemilukada, SanDi akan menghindari cara cara hitam dalam berkontestasi. Ia juga mengatakan bahwa SanDi lebih mengedapankan penyampaian Visi-Misi dan Program nyata Kerakyatan.
"Visi-Misi dan program program itu segaris dengan perjuangan partai yakni partainya Wong Cilik. Karena menurut kami itulah yang harus kita perjuangkan. Pesta demokrasi pemilukada harus dilaksanakan dan dirayakan tanpa adanya praktek praktek pembajakan terhadap demokrasi," pungkas Adeng.
Adeng juga meyakini masyarakat sudah cerdas dalam memilih pemimpin mana yang patut dipertahankan, karena kinerjanya bukan karena janji manisnya.
"Terakhir saya ingin mempertegas, bahwa Pasangan SanDi akan menghidupkan budaya politik santun, mendidik dan menggembirakan, kita jaga Kabupaten Malang tercinta ini dari upaya pihak-pihak yang hendak membuat gaduh masyarakat, pilkada aman rakyat menang, pilkada ricuh pembajak demokrasi yang menang",
"Pasangan SanDi tidak akan menyerang siapapun lawan politik kami dengan kampanye hitam, karena kami takut di cap sebagai kandidat yang miskin gagasan," ujar Adeng.
Ditanya apakah akan mengambil langkah hukum atas dugaan Black Campaign yang menyerang pribadi Bupati Malang Sanusi, Abdul Qodir menjawab tidak perlu.
"Kami woles aja karena saya yakini masyarakat sudah belajar dari sejarah, bahwa dimana ada Rasulullah disitu ada Abu Jahal," pungkas Abdul Qodir. (Yasin)Y