Diduga Tidak Sesuai RAB, Bangunan DAK di SD Negeri 01 Bina Bumi Disoal Warga

MenaraToday.Com - Tulangbawang :

Proyek swakelola pembangunan dua Ruang Kelas Baru (RKB), Jambanisasi, dan gedung Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Bina Bumi Kecamatan Meraksa Aji Kabupaten Tulang Bawang, Lampung disoal warga.

Betapa tidak, bangunan yang menelan anggaran cukup fantastis hingga Rp. 511.500.000 ini diduga tidak berkualitas dan dikerjakan asal jadi.

Hal itu terkuak saat beberapa warga  melakukan krosek di lokasi kegiatan. Dimana terdapat dalam teknis pengerjaan yang di tenggarai tidak sesuai dengan petunjuk teknis maupun gambar perencanaan.

“Saat kami lakukan pengukuran, ternyata pondasi bangunan gedung tersebut hanya 35 CM, dan cor slub bawah 20 CM artinya hanya total 55 CM, bukan 80 CM. Diperparah di bagian selasar depan ada sebagian yang menggunakan material batako lantas apakah akan terjamin kualitas kekuatannya? untuk itu kami minta untuk dapat di bongkar ulang dan perbaiki sesuaikan dengan semestinya," Ujar salah seorang warga yang mengerti dengan bangunan baru-baru ini.

Tak hanya itu, wargapun menilai, mengenai penggunaan material atap baja ringan diduga kuat menyimpang dari prosedur semestinya sesuai Permendikbud No. 11 Tahun 2020 tentang petunjuk operasional dana alokasi khusus fisik bidang pendidikan tahun anggaran 2020.

"Pada lampiran I dengan jelas disebutkan pada bagian III. sub A. Tentang pemahaman tehnis bangunan, bahwa pemahaman tehnis bangunan tuntutan yang harus dipenuhi oleh Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) sebagai pelaksana kegiatan rehabilitasi/pembangunan prasarana belajar yang dilaksanakan secara swakelola. Dan salah satu hal yang harus dipahami pihak sekolah tersebut merupakan ketentuan tentang rangka baja ringan seperti yang tercantum dalam Tabel 2. Pemahaman terhadap bahan bangunan. Dalam tabel tersebut pada no.10 tentang jenis baja ringan, dijelaskan bahwa kegunaan baja ringan untuk bahan konstruksi atab/Kab meliputi: kuda-kuda, nok, gording, usuk dan reng, dan balok tembok. Kemudian disebutkan jenis baja ringan untuk kegunaan tersebut memuat 3 unsur yakni, 1. terbuat dari baja ringan bermutu tinggi sebagai bahan dasar kekuatan struktur, 2.dilapisi bahan tahan karat dan diproduksi dengan mesin khusus dengan tingkat presisi yang tinggi, dan 3.bersertifikat SNI dan bergaransi minimal 10 tahun untuk produk baja ringan yang terpasang dengan kode yang telah di tetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional Indonesia (BSNI) dengan kode produksi baja 8399:2017," ungkapnya panjang.

Sementara itu Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Bina Bumi, Sutrisno saat dikonfirmasi membantah jika tekhnis bangunan tersebut ada kejanggalan, menurutnnya semua telah sesuai dengan petunjuk teknis, hanya saja terdapat sedikit kendala sehingga ketinggian pondasi bervariasi.

"Semua kami laksanakan sudah sesuai mas, namun hanya saja ada kendala pada saat penggalian pondasi karena disini banyak bekas pohon karet jadi lubang galian ada yang pendek dan dalam sehingga pondasi pun bervariasi ada yg pendek dan ada yang tinggi," kilahnya sat dikonfirmasi, Rabu (16/12/2020).

Terkait penggunaan material batako, Sutris beralasan, jika terdapat kekeliruan dari awal sehingga ketinggian tiang selasar depan tidak mencapai kanal baja yang di pasang.

"Maka kami berinisatif menggunakan batako untuk menambah ketinggian cor gantung tiyang selasar, sebab batanya kurang, dan tidak memungkinkan jika harus membeli bata merah dengan jumlah yang tidak banyak," katanya. (Helmi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama