Minyak Goreng Langka Di Pasar Tradisional Namun Tidak Di Toko Online

Penulis: Lila Ardian Syafitri, Azzahra Ardhana dan Sausan Fadiyah

Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan bahan pangan yang berasal dari minyak kelapa sawit yang terkadang ditambah dengan lemak nabati atau hewani. Minyak goreng termasuk komoditi yang memiliki elastisitas tinggi, artinya meski harganya mahal masyarakat tidak akan berhenti mengkonsumsi dan akan tetap membeli minyak goreng. Hampir seluruh masyarakat menggunakan minyak goreng untuk mengolah makanan sebagai kebutuhan sehari-hari. Naiknya harga CPO di pasar dunia dapat memicu inflasi dan ketidakstabilan ekonomi yang memberikan dampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Penyebab kelangkaan minyak goreng di Indonesia disebabkan karena saat ini harga CPO di pasar dunia sedang mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga CPO mengakibatkan produsen minyak goreng lebih memilih mengekspor keluar negeri karena mendapatkan tawaran harga yang sangat menggiurkan. Salah satu hal dicurigai dari penyebab minyak goreng langka yaitu yang seharusnya diedarkan untuk kebutuhan rakyat justru malah disalahgunakan oleh pelaku industri sehingga terjadi penimbunan, selain itu ditambah aksi pemborongan masal dan penyimpanan stok di atas jumlah rata-rata, kemudian dijual kembali dengan harga di atas ketentuan. Kebanyakan pelaku industri melakukan cara salah dalam mengekspor tanpa izin yang dapat melanggar ketentuan hukum.

Masalah langkanya minyak goreng juga belum berakhir. Meskipun terkadang terjadi kekosongan stok  pada toko-toko online yang menyebabkan pihak tersebut bisa menjual bahkan di atas harga eceran tertinggi (HET). Akan tetapi, biasanya toko online selalu mengadakan flash sale yang digelar secara cepat dikarenakan stok yang terbatas. Berbeda dengan pasar tradisional, minyak goreng masih sulit ditemukan karena adanya salah satu pihak pelaku industri yang melakukan kecurangan seperti menimbun dan menyeludupkan lalu menjualnya dengan harga yang berbeda.

Disisi lain minyak goreng langka juga disebabkan kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai. Dengan begitu konsumen luar negeri yang selama ini menggunakan minyak nabati mulai beralih ke CPO. Sehingga ada kenaikan akan permintaan dari luar negeri terkait ekspor CPO.

Menjelang bulan Ramadhan tahun ini, kenaikan harga minyak goreng melonjak sehingga permintaan konsumen menurun. Sebelum mengalami kenaikan harga minyak goreng curah dibanderol Rp11.500 perliter menjadi Rp14.000 perliter, sedangkan minyak goreng kemasan dari yang harganya Rp14.000 perliter menjadi Rp24.000 perliter. Harga minyak goreng tetap akan mengikuti mekanisme pasar karena harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil) sebagai bahan baku minyak goreng. (***)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama