Pihak SMP Negeri 2 Banjar Baru Diduga Lakukan Monopoli Pembelian Baju Seragam Dan Sampul Raport

MenaraToday.Com - Tulang Bawang :

Pihak sekolah SMP negeri 02 Banjar baru Kabupaten Tulang bawang Lampung,, saat PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) tahun ajaran baru kemarin 2022- 2023 di duga lakukan Pungli terhadap siswa sekolah,  alih-alih berkedok jual pakaian seragam terhadap siswa serta sampul raport

Pasalnya, menurut keterangan beberapa nara sumber selaku wali murid di sekolahan SMP negeri 02 Banjar baru tersebut mengeluhkan tentang biaya atribut yang terbilang mahal, bahwasanya mereka sampai ngelongin jatah beli beras, sayuran atau kekurangan dapur  lainya demi mengutamakan anak mereka untuk membayar uang pakaian seragam sekolah, berupa satu setel batik, satu setel kostum olahraga beserta bet seperti topi, dasi, ikat pinggang dan lainya  serta sampul raport dengan harga kisaran tinggi Rp 500.000 ribu rupiah. Bayarnya dengan guru sekolah nama Amprida, papar beberapa sumber.

"Kami selaku wali murid, tentunya bagi kami masyarakat yang gk punya ya pasti beban pak dengan nominal sebesar itu, uang yang tadi nya untuk kebutuhan beli beras belanja untuk dapur dan lain-lain yang sudah kita sisihkan, namun dengan terpaksa pak kami alihkan dulu dan utamakan untuk kebutuhan anak kami, apalagi untuk sekolah, itu kan sama saja seperti wajib pak" kata salah seorang wali murid, Selasa (22-11-)2022.

Disisi lain Nara sumber berinisial RA selaku wali murid kelas 8 dan 9 kecewa dengan adanya tarikan yang mengharuskan wali murid membayar sebesar Rp 80.000 rupiah, untuk pembangunan parkir.

"Saya sangat kecewa dengan adanya sumbangan yang di tetap kan nominal nya, sumbangan itu katanya untuk membangun parkir pak, tapi aneh nya parkir itu tidak bisa di nikmatin oleh siswa, buktinya motor anak kami masih kena panas atau hujan, tambah lagi kasihan juga bagi siswa yang gk bawa kendaraan atau nggak punya kendaraan, itu  juga dengan terpaksa harus bayar, kalau nggak bayar malu dengan teman lainya  pak,  dari kelas 7 sampai 9 semua nya harus bayar dan bayar nya itu sama kepala sekolah nya langsung Bu Linda Mauli"kata Ra selaku wali murid membeberkan. belum juga di tambah biaya Tek bengek lainnya, pokoknya sekolahan itu sedikit duit, sedikit duit, dan setau saya kalau nggak salah sumbangan yg kecil aja sudah 4 kali anak kami di mintai duit oleh pihak sekolah ada yang Rp 10 ribu ada yang 5000 bahkan untuk memperingati hari Korpri saja baru- baru ini anak kami di mintai per siswa Rp 2000" sambung RA

Dikonfirmasi  wartawan via seluler salah seorang guru atas nama  Amprida Rabu (23-11)  membenarkan bahwa dirinya yang menerima uang setoran dari para siswa sebesar Rp 500 ribu per murid yang kegunaannya untuk membayar pakaian seragam batik satu setel, olahraga satu setel beserta atributnya yaitu topi, dasi, ikat pinggang dan sampul raport, itupun atas perintah Kepala Sekolah Linda Mauli 

"Dan yang beli tersebut hanya siswa kelas 7  saja yang berjumlah 97 siswa dan setelah uang itu terkumpul di tangan saya uang itu juga segera saya setorkan ke Kepala Sekolah, selanjutnya kami nggak tau Kepala Sekolah belanjanya dimana dan berapa harga  satuan barang tersebut kami  semua selaku  guru nggak paham dan nggak di kasih tau sama  kepala sekolah", ujarnya.

Amprida juga menambahkan, untuk memperingati hari Korpri baru ini sekolah juga menarik iuran sebesar Rp 2000 rupiah per siswa  terhadap  siswa kelas 7, 8 dan 9, kalau mengacu ke jumlah global  siswa kelas 1 sampai 9 berkisar lebih kurang 270 siswa.

Terpisah Ketua Komite Sekolah, Beben menjelaskan bahwa benar tadinya dia sebagai ketua komite nya, sekretarisnya istri Wayan Gelong Cakat dan bendaharanya Siti dan salah seorang anggotanya Maman wartawan, 

Beben mengaku bahwa saat ini dia tidak memiliki anak yang bersekolah di SMP tersebut. 

"Kalau 6 tahun silam punya saya anak yang sekolah di SMP tersebut kalau sekarang tidak punya lagi, sudah 5 tahun saya nggak punya anak lagi yang sekolah di SMP tersebut namun saya masih minta menjadi Ketua Komite dari jaman kepala sekolah Mey sampai yang sekarang, kalau bicara gaji terus terang sepeser pun saya nggak di gaji kok pak, dan terus terang saya katakan semasa  Kepala Sekolah sekarang saya hanya menangani satu kegiatan saja yaitu program Prasarana parkir itu saja, sambung Beben.

Dihubungi  wartawan berkali-kali  kepala sekolah  Linda Mauli Rabu (2311/2022) via ponsel, meskipun handphonenya aktid namun Kepala  Sekolah tersebut tidak menanggapinya, sehingga berita ini di terbitkan. (Helmi)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama