Raih Piala Kapolda Sumut, Paguyuban Kuda Lumping Timbul Gembira Gelar Syukuran



MenaraToday. Com - Batubara : 

Kuda lumping juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Tarian ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang di anyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang. Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna. Tarian kuda lumping biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda, akan tetapi beberapa penampilan kuda lumping juga menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap deraan pecut. Jaran Kepang merupakan bagian dari pagelaran tari reog. Meskipun tarian ini berasal dari Jawa, Indonesia, tarian ini juga diwariskan oleh kaum Jawa yang menetap di Sumatera Utara dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia, Suriname, Hong Kong, Jepang dan Amerika.


Konon, tari kuda lumping adalah tari kesurupan. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari kuda lumping menggambarkan kisah seorang pasukan pemuda cantik bergelar Jathil penunggang kuda putih berambut emas, berekor emas, serta memiliki sayap emas yang membantu pertempuran kerajaan bantarangin melawan pasukan penunggang babi hutan dari kerajaan lodaya pada serial legenda reog abad ke 8.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada hari Jumat (12/4) sekitar jam 21.00 wib, Dilapangan bola volly, Dusun Kulon Panduk, Desa Pulau Sejuk, Kecamatan Datuk Lima Puluh, Kabupaten Batubara, Paguyuban Kuda Kepang Timbul Gembira menggelar acara syukuran setelah berhasil menang dan memperebutkan 2 kategori yakni juara 3 kuda kepang mania dan juara 1 jeger mabuk dalam memperebutkan piala Kapoldasu, beberapa hari yang lalu.

Dalam acara tersebut turut dihadiri Bupati Batu Bara, Ir. Zahir Map, Kapolres Batu Bara yang diwakili Waka Polres Batu Bara, Kapolsek Batu Bara, AKP Jhony Andries, Camat Datuk Limapuluh, Kasat Narkoba, AKP Kusnadi, DPD Pujakesuma Batubara yang diwakili oleh Budi Santoso, Ketua Panitia, Siswanto S.pdi, dan ratusan warga sekitar.

Acara tersebut juga dikemas dengan nuansa-nuansa jawa. Dimulai dari sinden, sapaan-sapaan dengan bahasa jawa, serta hidangan makanan khas jawa seperti pecotan (klepon) dan tiwol.

Ketua Panitia Timbul Gembira, Siswanto, S.pdi dalam sambutannya menjelaskan tujuan-tujuan acara tersebut dan berharap agar budaya jaran kepang tetap dilestarikan.

"Tujuan dari acara syukuran ini adalah karena keberhasilan kita dalam memperebutkan piala kapolda beberapa hari yang lalu. Saya sangat berharap mudah-mudahan kedepannya generasi berikutnya dapat melestarikan budaya ini. Mari kita jaga, besarkan, dan lestarikan budaya ini. Mari kita dukung program-program Bupati kita, sebab beliau sangat perhatian kepada budaya kita, jadi bagi kita wong jawa, mari guyub, kita dukung terus program-program beliau," ujarnya

Hal senada disampaikan oleh DPD Pujakesuma Batu Bara yang diwakili oleh Budi santoso dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada ketua panitia dan menekankan agar budaya jawa harus tetap dijaga dan dilestarikan.
"Saya sangat bangga kepada ketua panitia yang mampu menyusun dan menggelar acara sebagus ini. Ini merupakan leadership yang sangat bagus. Kami dari Pujakesuma perlu menegaskan bahwa tujuan kami mengadakan festival bukan untuk adu hebat, tetapi untuk menarik antusias para pemain dan grup-grup kuda kepang agar semangat melestarikan budaya ini. Mari kita jaga dan lestarikan terus budaya kita ini,"cetusnya.

Sementara Bupati Batu Bara, Ir. Zahir Map mengapresiasi kegiatan tersebut dan mengajak para warga agar tidak golput dan menjaga ketertiban dalam memilih.

"Kegiatan ini sangat bagus, walaupun saya orang melayu tapi saya suka dan mendukung budaya ini. Sebentar lagi kita akan memasuki pemilu, jadi jangan ada yang golput dan ayo kita jaga ketertiban,"ujarnya. (Dwi)

File info foto :
Ketua panitia saat memberikan sambutan
Lebih baru Lebih lama