MenaraToday.Com - Malang :
Siti Safa Nuraeni (8), bocah terlahir tak memiliki anus, anak pasutri Unang (38) dan Dede Badriah (39), warga Kampung Pasir Angin RT. 03/04 Desa Ciharashas Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Sejak 8 tahun silam ia harus menahan malu dan rasa sakit.
Keadaan perekonomian orangtuanya, berada dibawah garis kemiskinan. Dede Badriah ibu kandung Siti sudah setahun yang lalu meninggal dunia, sementara Unang seorang kuli serabutan jarang pulang ke rumah.
Saat ini Siti tinggal bersama sang nenek Enung (60) yang tinggal di rumah bibinya yang beralamat di Kampung Pasir Angin Desa Ciharashas.
Berdasarkan informasi dari neneknya, Siti pernah menjalani Operasi lubang anus saat usianya baru 40 hari di RSUD Cianjur. Alhasil Siti bisa buang air besar (BAB), melalui lubang anus yang dibuat di perut.
"Seharusnya Siti dioperasi lagi untuk memindahkan lubang anusnya itu. Namun karena tidak ada biaya, kami tidak bisa berbuat apa-apa, kasihan siti pak," kata Enung yang tahu persis bagaimana keadaan Siti.
Nenek paruh baya itu, mengharapakan adanya uluran tangan dari para dermawan, untuk membantu biaya operasi cucunya yang sudah menahan rasa sakit tahunan itu.
"Jangankan untuk biaya operasinya, biaya sehari-hari untuk Siti pun cukup mahal. Dalam sehari Siti harus berganti popok tujuh kali, sementara penghasilan keluarga kami pas-pasan," ungkap Enung dengan nada sedih sembari menyeka kedua matanya.
Masih dikatakan Enung, Siti harus menahan rasa sakit selama bertahun-tahun, terlebih kalau sudah keluar darah dari lubang anus buatan itu. Mirisnya lagi, Siti tidak bisa bermain dengan anak-anak seusianya, karena dengan keterbatasan fisiknya yang memang berbeda dengan anak-anak lainnya.
"Nenek hanya bisa berdo'a kepada Alloh SWT, mudah-mudahan, Siti diberikan kesabaran dan ketawakalan dalam menjalani semua ini. Setelah ibunya meninggal Siti seperti kehilangan harapan," pungkasnya.
Salah seorang relawan yang menamakan komunitas/lembaga Gabungan Ustadz Cilaku (GUCI), ustadz Taki, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak pemdes Ciharashas.
"Ya, sebetulnya kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak pemdes Ciharashas, tapi responnya kurang baik, seolah menutup mata," ujarnya. (SN/Ace)