Mbah Nengsih (89) kini hidup sebatang kara sepeninggal suaminya Almarhum Mbah Sumedi yang merupakan seoramg pejuang kemerdekaan yang meninggal dunia pada tahun 1984 yang lalu.
Kini Mbah yang tinggal di Dusun Kleponan, Desa Tiudan RT/RW 03/05 Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur harus hidup dengan penuh keterbatasan. Dimana rumah yang ditempatinya kondisinya sangat memprihatinkan dengan kondisi dimana-mana atap sudah rontok dan bolong-bolong, dimana saat ujan rumah yang di tempatinya sering banjir dan dipenuhi air.
Informasi yang diperoleh sewaktu masih kuat bekerja Mbah Nengsih berjualan jajanan tradisional di pasar untuk memenuhi kebutuhannya namun seiring bertambahnya usia yang semakin senja kini Mbah Nengsih tidak mampu bekerja lagi.
"Kini untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya si Mbah hanya menggantungkan pemberian dari tetangga sekitar dan para dermawan. Untuk kebutuhan air beliau harus ambil (ngangsu) dari tetangga agak jauh dan kalau minta tolong orang harus bayar 1.000/timba, dan kalau mandi hanya di depan rumah dengan tutup seadanya" ujar tetangga Mbah Nengsih kepada MenaraToday.Com, Kamis (22/8/2019). Sembari berharap kiranya ada para dermawan yang dapat membantu merinhankan beban Mbah Nengsih . (Eff/Adm)