AMPB Tolak Dalimunthe Jadi Sekda Definitif




MenaraToday.Com - Padangsidimpuan

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Penduli Birokrasi (AMPB) desak Walikota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution untuk tidak mengangkat Letnan Dalimunthe menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) definitif karena diduga tersandung kasus pemotongan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pasca Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan oleh Polres Kota Padangsidimpuan pada 13 Oktober lalu. Aksi penolakan tersebut dilakukan melalui aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota Padangsidimpuan Rabu (20/11) sekitar Pukul 11.30 WIB.



Mahasiswa mengungkapkan kekecewaannya atas kepemimpinan Letnan Dalimunthe yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan merangkap Plt. Sekda Kota Padangsidimpuan di depan pintu gerbang kantor Walikota Padangsidimpuan dengan membentangkan spanduk berkisar 10 meter yang bertuliskan "Tolak Sekretaris Daerah Dijabat Oleh Orang Yang Disinyalir Tersandung Kasus Korupsi. OTT Pemotongan Dana BOK Apa Kabar Pak Letnan Dalimunthe?"

Roy Anshory selaku kordinator aksi menjelaskan bahwasanya Letnan Dalimunthe tidak cocok diangkat menjadi Sekda, hal tersebut dikarenakan yang bersangkutan disinyalir tersandung kasus korupsi Pemotongan Dana BOK yang akan berpengaruh buruk terhadap pemerintahan Kota Padangsidimpuan.

"Dalam kasus Pemotongan Dana BOK, dimana pada tanggal 13 Oktober lalu Polres Padangsidimpuan melakukan OTT terhadap oknum pegawai puskesmas. Setelahnya muncul isu Letnan Dalimunthe selaku Kadis Kesehatan menerima aliran dana sebesar 13 persen dan  Bidang 10 persen. Sebelum kasus ini dibuka secara terang benderang dan terbukti bahwa Kadis Kesehatan tidak terlibat, kita menolak beliau jabat sekda." Terang Roy Anshori.

Selain mendesak Walikota Padangsidimpuan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Letnan Dalimunthe, AMPB juga meminta Kapolres Padangsidimpuan beserta jajarannya yang terkait agar mengungkap kasus pemotongan Dana BOK tersebut. Karena patut diduga, issu kepala Dinas Kesehatan beserta Kepala Bidang terkait menerima potongan dana BOK tersebut benar adanya.

"Kita minta Polres Padangsidimpuan agar menindaklanjuti kasus pemotongan Dana BOK tersebut, seharusnya pasca OTT itu kan pengungkapan kasus lebih mudah, ini kok malah seperti didiamkan, tidak ada tindak lanjut. Sudah lebih satu bulan setelah OTT, tapi terlihat seperti tidak ada tindak lanjut, hanya sebatas OTT itu aja. Kasus tangkap tangan kok malah penindakannya lambat, kan lucu?" Ujar Ruly Paisal yang bertindak sebagai Koordinator Lapangan AMPB.

Mahasiswa berharap agar pengungkapan kasus pemotongan Dana BOK yang berawal dari OTT pada oktober lalu tersebut segera dikembangkan oleh Polres Padangsidimpuan dan segera menindak oknum-oknum yang terlibat didalamnya, termasuk Kepala Dinas Kesehatan yang disinyalir menerima aliran Dana tersebut.

"Kita minta Polres Padangsidimpuan agar tidak pandang bulu dalam pengungkapan kasus Pemotongan Dana BOK tersebut, kabarnya Kadis menerima aliran dana 13 persen. Dugaan itu saya rasa tidak mengada-ada, nggak mungkin juga kan bawahan berani potong dana tanpa perintah atau persetujuan atasannya." Tutup Ruly.

Pantauan awak media, Setelah merasa aspirasinya tersampaikan, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib meninggalkan gerbang kantor Walikota Padangsidimpuan sekitar pukul 13.00 WIB.
 (ucok siregar)

Lebih baru Lebih lama