MenaraToday.Com – Semarang :
Di Peringatan Hari
Disabilitas Internasional ke-27, Rabu (11/12), para penyandang disabilitas Jawa
Tengah berikrar tidak memerlukan belas kasihan dari siapapun. Yang mereka
butuhkan adalah akses dan ruang yang sama. Ikrar tersebut dibacakan langsung di
hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Ada tiga ikrar yang
disampaikan penyandang disabilitas Jateng dalam acara tersebut, menyatakan
kesetiaannya pada NKRI dan Pancasila, kesetiaannya kepada pemerintah dan
berikrar tidak membutuhkan belas kasihan dari siapapun.
"Kami para
penyandang disabilitas Jawa Tengah berikrar tidak membutuhkan belas kasihan
dari siapapun. Yang kami inginkan adalah akses dan ruang yang sama," kata
petugas pembaca ikrar dari atas kursi roda.
Mempertegas keinginan
mereka yang tidak ingin dikasihani, seluruh acara peringatan Hari Disabilitas
Internasional mereka kelola sendiri. 500 penyandang disabilitas dari seluruh
Jawa Tengah bahu membahu menata dan mengelola keberlangsungan acara itu. Dari
mengatur rundown acara, menampilkan pertunjukan kesenian hingga pameran
kerajinan. Ganjar yang memberi sambutan usai pembacaan ikrar tersebut bahkan
langsung memuji kemandirian mereka.
"Mereka tidak
perlu dikasihani tapi diberi akses. Benar apa yang mereka katakan. Kalau mereka
melakukan aktivitas sendiri mengelola sendiri kan menarik. MC dari mereka yang
ngisi dari mereka. Dan mereka pamer kerajinan mereka," kata Ganjar.
Bahkan Ganjar
mengagumi penampilan Perca Voice, grup band tuna netra dari Sahabat Mata
Semarang yang juga turut menjadi pengisi acara. Selain kemampuan bermain musik
yang bagus, olah vokal vokalisnya menurut Ganjar di atas rata-rata.
"Yang nyanyi
suaranya luar biasa. Mestinya kalian sudah rekaman," katanya.
Tidak mau kalah
dengan Perca Voice, penyandang tunarungu dari Magelang menampilkan pertunjukan
Tari Soreng. Meski tidak mendengar, gerakan mereka sangat padu dengan gamelan
yang mengiringi. Menurut Ganjar sudah semestinya paradigma mengenai disabilitas
diubah.
"Mereka
mengatakan kepada saya, kami normal, pak karena Tuhan memberi kenormalan kami
seperti ini. Normalnya Pak Ganjar dengan kami beda. Itu paradigma baru bagi
saya, maka kita sebagai pemerintah harus punya paradigma baru," katanya.
Begitu selesai
memberikan sambutan, Ganjar lantas keliling stand pameran karya para penyandang
disabilitas dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Sebagian besar stand diisi dengan
cara-cara disabilitas dalam meningkatkan perekonomian, dari cetak kaos, kerajinan
tangan, snack sampai stand tukang pijat.
"Karya-karyanya
baik semua. Kemandirian dari kawan-kawan itu akan sangat membantu diri sendiri
maupun keluarga yang otomatis akan membantu negara," katanya.(efrizal)