Keren, Gabungan Komunitas Bagi-bagi Nasi di Sepanjang Jalan



MenaraToday.Com - Malang :

Jalanan Singosari-Lawang mulai terlihat rame saat jam menunjukkan sekitar pukul 19.00 malam. Sekelompok anak muda berpencar di jalanan. Mereka membagi tugas membagikan nasi bungkus sepaket dengan minuman.

Setiap anak menghampiri orang-orang yang tidur di pinggir jalan dan membangunkannya untuk memberikan makanan yang mereka bawa.

Gabungan komunitas yang dikomandoi Ngalam Sinergi (NS) bersama Info Kriminal Lantas Jatim (IKLJ) dan Gandrung Peduli Sesama (GPS) serta Silaturahmi Pasuruan (Silpas) dan All Gate Arema ikut dalam kegiatan ini, mereka melihat langsung apa yang dirasakan.

"Pak, maaf mengganggu waktu tidurnya. Ini ada makanan buat bapak," kata Nur Saida, Wakil Ngalam Sinergi (NS) membangunkan seorang pria tua yang sedang tidur di jalanan.

Orang tua tersebut terbangun mengucek matanya dan menerima bungkusan berisi nasi dan air mineral seraya berterima kasih dan mengucap syukur.

Komunitas NS ini rutin membagikan nasi bungkus setiap Sabtu malam. Kegiatan ini bermula dari hobi keluyuran berbagi dengan sesama.

"Aku orangnya insomnia dan sering keluyuran malam-malam. Dari sana aku sering nyasar-nyasar ke tempat -tempat yang banyak orang tidur di jalanan. Aku jadi tahu ternyata di Malang masih banyak yang kaya gitu," kenang Bunda Farhan sapaan akrabnya.

Ketimbang keluyuran tak jelas, Ia terpikir untuk memberi kisah berbeda. Dia kemudian berinisiatif membeli beberapa bungkus nasi kotak dan diberikan kepada orang-orang yang tidur di jalanan.

"Waktu itu kami dari komunitas memasak nasi bungkus. Salah satunya kami kasih sama orang-orang yang tidur di jalanan dekat tempat sampah," Bunda Farhan mengenang pertama kali dirinya mulai terpikir membagikan nasi.

Rupanya, kegiatan ini membuatnya ketagihan. Bahkan, teman-temannya pun ketularan ketagihan melakukannya. Lama kelamaan, dari cerita mulut ke mulut, semakin banyak orang tergerak bergabung.

"Sasaran kita sebenarnya bukan orang yang dikasih makan tapi orang-orang yang memberi makan. Esensi dari komunitas ini adalah membuka mata kita untuk peduli dan mau berbagi dari hal kecil karena setiap orang bisa melakukannya," katanya.

Esensi ini sepertinya tercapai. Nanang Tristiyan Arifin, salah satu pegiat IKLJ, mengaku senang bisa ikut dan membaur. Menurutnya, dari orang-orang yang di kasih nasi memang benar membutuhkan.

"Kalau tidak kita, mau siapa lagi. Intinya giat ini membuat diri jadi lebih bersyukur karena masih banyak yang tidak seberuntung kita," kata Nanang.

Ada satu hal berkesan dirasakan Nanang dari rutin berbagi nasi bungkus. Ia akan selalu mengingat giat yang dilakukan bersama lintas komunitas Malang Raya.

"Ada yang rumah kardus, tuna wisma. Yang paling menyentuh seorang kakek yang tinggal di bangunan tua sangat memprihatinkan, tadi beliau sakit kita bawa ke rumah sakit gak mau minta di panggilkan tukang urut," sebutnya dengan nada pelan.

Sejak digagas di 2019, sudah puluhan anggota tergabung dengan komunitas NS. Mereka adalah relawan yang sukarela membantu dan menyumbang. Dalam sekali kegiatan, rata-rata ada 100 nasi bungkus dibagikan.

"Memang tidak tentu jumlahnya. Tapi rata-rata 100-an bungkus. Kadang kita kadang kebingungan memetakan penerimanya yang membutuhkan," tutur Farhan kepada menaratoday.com.

Itu sebabnya, ke depannya, Ia ingin pengumpulan data orang-orang yang dibagi nasi bisa lebih rapi dan sistematis melalui datafikasi. Dari sana, Ia dan timnya akan lebih mudah memetakan akan ke mana Sebung selanjutnya.

"Kegiatan ini jadi alasan kami berkumpul gak sekadar nongkrong, kami bertukar pikiran untuk ide-ide next-nya. Dengan data tadi kita bisa tahu bagaimana dampaknya lalu akan buat apa. Inginnya, kami juga memberdayakan mereka sehingga dampaknya berkelanjutan," tutupnya. (Sofyan)

Lebih baru Lebih lama