Peserta Ajang Pemilihan Putri Indonesia Tidak Hafal Pancasila, Ini Tanggapan Jurnalis Asal Sumatera Barat


MenaraToday.Com - Jakarta :

Loise Kalista Iskandar,  Salah satu peserta kompetisu Pemilihan Putri Indonesia membuat masyarakat Indonesia tercengang, pasalnya Putri utusan dari Provinsi Sumatera Barat ini tidak dapat menghafal teks Pancasila. 

Hal ini terjadi saat juri meminta Loise untuk membacakan teks Pancasila namun Putri Indonesia ini gagal dan dinilai amburadul terutama pada sila ke Empat dan ke Lima.

"Dari awal, dia (Loise) sudah tidak hafal dengan Pancasila, dimana ketika memulai membaca saja dia tidak menyebut dulu "Pancasila" akan tetapi dia langsung menyebut nomor 1. Hal ini membuat geram seluruh rakyat Indonesia terutama warga Sumatera Barat" ujar salah seorang warga Sumatera Barat yang berprofesi ssbagai seorang jurnalis. 

Lebih lanjut Efrizal yang merupakan Yayasan Suku Anak Dalam ini menyebutkan bahwa dari peristiwa ini diketahui betapa lemah dan tidak mendidiknya tontonan yang ditunjukkan oleh sang Putri asal Sumatera Barat tersebut. 

"Memang kita mengakui semua manuaia tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan,  namun dalam hal ini apa yang di tunjukkan oleh seorang Putri Indonesia sangat memalukan negara.  Masa iya dalam sebuah kompetensi bergengsi ditambah lagi dia (Loise) sudaj masuk ke group 6 besar.  Jika alasan Nearves itu nggak masuk akal.  Yang iya nya dia memang tidak hafal dengan Pancasila" jelasnya sembari berharap agar kejadian itu menjadikan bentuk untuk memperkeruh suasana apalagi menjurus ke SARA dan perpecahan. Sebab banyak nitzen yang membawa keranah politik. 

"Dengan adanya peristiwa ini marilah kita jadikan cambuk buat kita agar dapat lebih baik. Karena untuk pemilihan ajang Putri Indonesia bukan hanya bermodal paras cantik, namun harus mengerti apa dan bagaimana Indonesia. Dan buat seluruh Bangsa Indonesia dengan segala kemajuan digital serta informasi saat ini,  tentunya kita berharap agar dapat menyaring informasi yang akan di masukkan ke Medsos, sebab jangan sampai dijadikan ajang perpecah belahan RAS dan Agama,  serta saling memojokkan satu kelompol maupun individunya sendiri" jelas pria yang lebih dikenal dengan panggilan Ujang Primus ini.  (Tim) 
Lebih baru Lebih lama