Keterangan Gambar : 474 ABK Indonesia tiba di Resktock Jerman (Foto : Rls) |
MenaraToday.Com – Jerman :
Perusahaan kapal
pesiar Jerman, AIDA Cruise mengirim dua pesawat charter ke Jakarta. Pesawat
dengan nomor penerbangan DE8503 dan DE 8507, route Jakarta – Rostock ini
dikhususkan untuk mengangkut 474 ABK Indonesia yang akan kembali bekerja di
Jerman . Mereka sebelumnya dipulangkan oleh perusahaan karena pandemi Covid-19.
Keterangan Gambar : Para ABK Indonesia saat tiba di Bandarara Rostock-Laage (Foto : Rls) |
Saat tiba di Bandarara Rostock-Laage pada 22 Juli
2020 pukul 08.00. dan 10.30 waktu setempat, disambut oleh Dubes RI Jerman, Arif
Havas Oegroseno. Ia bahkan menemui para kru di dalam kabin sebelum mereka
meninggalkan pesawat.
”Selamat datang
kembali di Jerman, teman-teman. Kita ikut senang akhirnya teman-teman bisa
bekerja kembali di sini. Pesan saya, tetap selalu jaga kesehatan dan senantiasa
perhatikan protokol yang ada. Kalau ada apa-apa silahkan kontak ke KBRI. Kami
sangat terbuka untuk membantu,“ sapa Dubes Oegroseno.
Diakui oleh Dubes
Oegroseno bahwa proses penjemputan kembali kru ABK Aida Cruise ini bukan tanpa
tantangan. Karena prinsipnya Pemerintah Indonesia berusaha mengurangi resiko
WNI di luar negeri terdampak pandemi COVID-19.
Namun melihat
kemajuan Pemerintah Jerman menangani COVID-19, kita yakin bahwa situasi sudah
kondusif untuk mendatangkan kembali para kru kapal pesiar Indonesia di Jerman.
KBRI juga sudah mencek dan berkoordinasi dengan pihak perusahaan tentang hal
ini. Oleh karenanya KBRI membantu dalam proses pengurusan clearance pesawat
serta persiapan lainnya.
Penjemputan kembali
para kru Indonesia ini merupakan kloter pertama. Direncanakan akan ada beberapa
kloter berikutnya. Pihak AIDA sendiri menyebutkan, kru yang akan mereka
pekerjakan kembali sebagian besar berasal dari Indonesia. Dan bagi Indoesia
sendiri, ini adalah kali pertama ABK Indonesia kembali bekerja ke luar negeri
di masa pandemi COVID-19.
“Kru kita dari
Indonesia ada sekitar 45%. Oleh karena itu Indonesia termasuk yang kita
prioritaskan di tahap awal penjemputan kembali para kru. Kita rencana akan
beroperasi lagi tanggal 20 Agustus 2020. Untuk itu, dari sekarang kita mulai
menjemput para kru yang sebelumnya terpaksa kita pulangkan”, jelas Philipp
Heidmann, Director for Brand Emergency Response, AIDA Cruise.
Dijelaskan bahwa pada
tahap awal ini, pihak perusahaan akan mengoperasikan tiga dari 14 kapal yang
ada, yaitu kapal AIDAmar, AIDAblu dan AIDAperla. 474 ABK Indonesia yang telah
dijemput hari ini akan bekerja kembali di ketiga kapal tersebut.
Pengoperasian kembali
secara bertahap sektor wisata pesiar memang menjadi bagian strategi Pemerintah
Jerman dalam mendorong pemulihan ekonomi. Meski demikian, pelaksanaan
pelonggaran kebijakan ini tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.
Total kapasitas
maksimal yang diizinkan hanya sepertiga dari standar kapasitas kapal
keseluruhan pada saat sebelum pandemi. Sebagai contoh, dari 3.306 total
kapasitas kapal AIDAmar hanya akan diisi 800 penumpang, Begitu pula halnya
dengan AIDAblue. Sementara untuk AIDAperla, dari total 5300 kapasitas yang
dimiliki, hanya akan diisi 1300 penumpang. Angka ini belum termasuk para kru
yang berjumlah sekitar 400 orang di setiap kapal.
Selain itu, pengawasan
kesehatan juga diperketat. Sebelum naik kapal, seluruh ABK wajib menjalani
pelatihan kebersihan dan kesehatan. Pelatihan ini menerapkan standar sesuai
dengan ketentuan yang disertifikasi oleh perusahaan independen di Jenewa, SGS
Fresenius. Protokol kesehatan dilakukan dengan langkah terstruktur berdasarkan
tingkat keamanan yang diperlukan di kapal. Selain itu, di tiap kapal juga
ditugaskan hygiene officer untuk memonitor kepatuhan kru terhadap regulasi
kebersihan dan kesehatan. Pihak kapal juga disyaratkan untuk menyiapkan langkah
kontinjensi penanganan kesehatan dalam kapal.
“Kami sudah
dikarantina selama 14 hari di Hotel di Jakarta. Lalu 72 jam sebelum
keberangkatan ke Jerman kami diwajibkan melakukan test PCR. Nanti di Kapal kami
akan dikarantina lagi selama 14 hari dan secara regular diminta untuk melakukan
test PCR“, ungkap Vivi, salah seorang kru yang telah bekerja di AIDA Cruise 1,5
tahun. Seluruh biaya akomodasi, transportasi dan tes PCR ditanggung oleh pihak
perusahaan kapal. (Tim)