Keluarga Darsani Resmi Laporkan Manteri Agung Grovidoni Ke Polres Mesuji

MenaraToday.Com – Tulangbawang :

Karena tidak ada iktikad yang baik dari Manteri Agung Grovidoni A.Md Kep yang diduga salah memberikan obat kepada pasien yang datang ke kliniknya sehingga tubuh pasiennya kaku dan mendadak tidak dapat bersuara, akhirnya pihak suara yang diwakili oleh Putra sulung Korban, Ahmad Yulian Andiansyah (25) warga Pasar Berabasan, Kecamatan Tanjungraya, Mesuji, resmi melaporkan Menteri Agung Grovidoni ke Polres Mesuji, Selasa (1/12/2020) kemarin.



Ketika dikonfirmasi MenaraToday.Com, Sabtu (5/12/2020), Ahmad Yulian Andiansyah menyebutkan pihaknya tidak terima jikalau orang tuanya, Darsani (57) diperlakukan seperti itu. Apalagi sang Manteri pernah berjanji akan datang menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.

“Dia berjanji hari Minggu akan datang kerumah untuk menjenguk orang tua saya dan juga mengatakan akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan, namun setelah kami setujui dan kami tunggu, dia tidak datang. Seperti di layaskannya keluarga kami, makanya tidak terima dengan perlakuannya saya sebagai anak melaporkannya ke Polisi atas dugaan mall praktek atau salah memberikan obat” ujar Adiansyah

Lebih lanjut Putra Sulung Darsani (Korban – Red) menyebutkan bahwa mereka menilai Manteri Agung Grovidoni telah melakukan kesalahan yang fatal. Sebab meskipun sudah mengetahui tensi pasiennya tidak stabil yakni 160/100. Tapi Manteri Agung Grovidoni tetap nekat memberikan suntikan

“Nah masa sudah mengatahui tensi pasien tidak normal, dia tetap berani bereksperimen memberikan suntikan, karena yang saya dengar kalau tensi seperti itu tidak bisa diberikan suntikan” ujarnya

Saat ditanya perihal pengaduan ke Polres Mesuji, Ardiansyah menyebutkan bahwa laporannya diterima langsung oleh bagian penyidik, Aipda Sodikin  dengan Surat Tanda Terima Laporan  Nomor : STPL /360/X11/2020/Polda Lampung/RES MESUJI/SPKT.

“Saat melapor, saya membawa dua orang saksi yakni Eko (39) warga Pasar Berabasan Mesuji dan Hasan alias RL (47) warga Manggala Tulangbawang dan masing-masing saksi memberikan keterangan kepada penyidik terkiait peristiwa tersebut” ujar Ardiansyah,

Ardiansyah juga menyebutkan kepada penyidik Eko membenarkan jika pasien minta tolong kepadanya untuk diantar berobat ke klinik Griya Benmari tempat Manteri Agung Grovidoni membuka praktek. Setibanya di praktek, pasien ditangani oleh Agung Grovidoni dengan memeriksa tensi darah dan memberikan suntikan serta memberikan beberapi obat.

“Saya kurang tahu obat apa yang diberikan oleh Manteri Agung Grovidoni, yang jelas setelah mendapatkan perawatan di klinik tersebut, penyakit yang dialami Darsani makin parah dimana badannya tidak bisa digerakkan lagi, kemudian saya menemui sang Manteri untuk memberi kabar kondisi korban, tidak lama Manteri Agung Grovidoni pun datang kerumah Darsani dan melakukan cek kondisi pasien. Setelah itu Manteri ini pun mengatakan kepada saya bahwa Darsani mengalami pecah pembuluh darah. Mendengar pengakuan sang Manteri saya pun kaget. Lalu Manteri ini pamit pulang dan berjanji akan datang lagi. Namun ditunggu-tunggu Manteri ni tidak datang lagi," jelas Eko panjang lebar.

Sementara itu saksi kedua Hasan menjelaskan kepada penyidik bahwa dirinya bersama rekannya Helmi merasa kaget saat melihat kondisi Darsani yang terbujur kaku dikediamannya.

“Awalnya saya dan rekan saya Helmi datang ke kediaman Darsani di Pasar Berabasan, saat melihat kondisi Darsani yang terbujur kaku kami merasa kaget dan kami bertanya kepada anak sulung Darsani yang menyebutkan bahwa ayahnya seperti ini setelah di suntuk oleh Manteri Agung Grovidoni di klinik Griya Bemnari

“Kepada saya Darsani menyebutkan bahwa setelah berobat dirinya sudah tidak bisa jalan lagi, kemudian Darsani meminta kami untuk memanggilkan sang Manteri namun dua kali kami ke prakteknya, Manteri ini tidak ada di prakteknya, keesokan harinya saat kami datang menjenguk dan mau memberikan sarapan, kami melihat Darsani sudah tidak bisa berbicara lagi. Kami pun kebingungan dan menghubungi Manteri Agung Grovidoni agar bertanggung jawab. Karena kondisi Darsani semakin memburuk, kami berdua pun membawa Darsani ke  RSUD Mesuji, setiba di RS, Manteri Agung Grovidoni pun tiba dan proses berikutnya kami serahkan kepada sang Manteri” jelas Hasan.

Seperti diberitakan sebelumnya pasien beserta temannya Eko datang ke klinik Griya Bennari untuk berobat, sebab pasien merasakan kurang enak badan, setibanya di klinik tersebut, pasien di cek darahnya dengantensi 160/100, kemudian Manteri yang manangani Darsani memberikan suntukan ke pasiennya. Namun setelah berobat kondisi korban semakin parah dengan kondisi badan kaku dan tidak dapat berbicara. Karena kondisi pasien semakin memburuk, keluarga pasien mendatangi sang manteri untuk meminta pertanggungjawaban, dimana saat itu sang manteri berjanji akan datang di hari Minggu, namun setelah ditunggu-tunggu sang Manteri tidak kunjung datang, sehingga anak pasien tidak terima dan melaporkan Manteri Agung Grovidoni ke Polres Mesuji dengan dugaan mall praktek. (Hel/Red)

 

 

terasa pegal dan linu-linu. Kemudian kami melakukan cek darah pasien dengan tensi 160/100 dan menanyakan bagaimana nafsu makannya yang di jawab pasien nafsu makannya biasa saja. Kemudian kami memberikan pertolongan dengan memasukkan obat melalui suntikan' jelas Agung dengan gugup

 

. (Team)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama