Tidak Memenuhi Standard, Pemkot Surabaya Tidak Berikan Izin RS Darurat

MenaraToday.Com - Surabaya :

Rencana manajemen Siloam Hospitals Group (SHG) untuk membuka Rumah Sakit Darurat di kawasan mall City of Tomorrow (Cito) Surabaya, Jawa Timur, pada bulan Februari ini tertunda di karenakan penghuni, pemilik appartemen, dan warga pemukiman Jalan Menanggal menolak.

Plt. Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana saat dikonfimasi para awak media di lokasi menyebutkan dirinya dan Kepala Dinas Kesehatan, Febria Rachmanita menyebutkan bahwa Pembatas Rumah Sakit yang dimaksud adalah pembatas antara areal mall perbelanjaan dengan area Rumah Sakit Covid yang terletak di lantai dua di sisi Timur mall. Tampak jelas pembatas masih menggunakan partisi yang mudah pecah dan mudah roboh apabila tertimpa barang berat.

Sedangkan untuk persyaratan lainnya seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), akses keluar masuk yang terpisah dari mall dan apartemen, kemudian saluran pembuangan udara khusus, serta ketersediaan ruang bertekanan negatif masih menunggu hasil asesmen dari tim tekhnis. (10/02/2021)  

Whisnu dan Febria Rachmanita saat menginspeksi mendadak RS Siloam di area mall City of Tomorrow, Berdasarkan hasil sidak dilokasi dia menyampaikan bahwa RS Siloam belum memiliki izin dari Pemkot Surabaya, serta bangunan yg terbuat dari partisi yang mudah roboh tersebut tidak memenuhi standart Rumah Sakit. 

ia juga menambahkan terkait penyampaian dari masyarakat sekitar terutama penghuni, pemilik appartemen, dan warga pemukiman Jalan Menanggal Surabaya soal penolakan didirikan nya Rumah Sakit Covid, maka dari itu Whisnu meminta untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan warga terlebih dahulu sebelum rumah sakit ini nantinya beroperasi. "Kalau tidak ada penyelesaian, saya tidak akan resmikan". Ujarnya

Karena alasan itu, sampai sekarang, Pemkot Surabaya belum memberikan izin kepada RS Siloam untuk beroperasi di lingkungan mall City of Tomorrow (Cito) “.kita tidak akan kami memberikan izin kalau tidak ada sosialiasi. Warga harus lebih dipahamkan dan harus diajak keliling di area pembangunan bahwa ini aman.

Whisnu mengakui bahwa memang awalnya Pemkot Surabaya sangat membutuhkan tambahan bed isolasi di ruang ICU. Sebab, dalam dua minggu selama PPKM berlangsung beberapa waktu lalu, bed occupancy rate (BOR) ICU di Surabaya mencapai 100 persen. (Angga)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama