Gawat.....Berondolan Tidak Di Kutip di TPH Dan Buah Restan Menumpuk Di Afdeling IV PTPN IV Kebun Bukit Lima .

MenaraTooday.Com - Simalungun :

Sangat di sayangkan salah satu Badan Usha Milik Negara yaitu perkebunan kelapa sawit PTPN IV diduga tidak di kelola dengan baik oleh Manajemen Perkebunan PTPN IV Unit Kebun Bukit Lima (BUL). Pengambilan hasil produksi yang dilakukan tidak sesuai dengan Standard Operasional Prosedur (SOP). 

Pasalnya banyaknya berondolan yang tidak di kutip dari Tempat Penumpukan Hasil (TPH) dan juga banyak buah kelapa sawit hasil panen karyawan di Tempat Penumpukan Hasil (TPH) yang menumpuk atau restan yang berada di Afdeling IV kebun Bukit Lima (BUL) yang tidak di angkut oleh Vendor.

Hal ini dinilai sangat miris, dimana yang seharusnya selogan Satu Berondolan Satu Rupiah tidak berarti bagi kebun PTPN IV Unit Bukit Lima. 

Pemantauan Reporter Menaratoday.com pada saat berada di lokasi blok 98 L yang luas areal 21 hektare ini berondolan di temukan sangat banyak berserakan di (TPH) yang tidak dikutip atau di biarkan. Dan juga banyak nya buah yang di temukan di pokok kelapa sawit yang tidak di angkat ke (TPH).

Dinilai pengawasan pemanenan tidak dilakukan oleh Asisten dan Mandor satu beserta mandor panen yang berada di Afdeling 4 (empat) unit kebun Bukit Lima PTPN IV.

Ketika ingin di konfirmasi kepada asisten afdeling 4 di kantornya teryata kantor asisten afdeling 4 sudah tutup pada jam 15:00 wib,  Sudah tidak ada lagi kerani dan asisten di kantor.

Ini sudah merugikan karyawan pelaksana atau pemanen dikarenakan buah restan yang sangat banyak di afdeling 4 Unit Kebun Bukit lima. Dan juga merugikan perusahan milik negara yang mana hasil dari timbangan buah kelapa sawit di perkirakan menurun dan meningkat nya asam lemak pada mutu minyak kelapa sawit. Dan ini perlu juga menjadi perhatian direktur utama PTPN IV. Agar kedepannya PTPN IV dapat menjadi contoh bagi PTPN yang lain.

Sampai berita ini di sampaikan ke redaksi, Senin (15/6/2021), Manager  PTPN IV Unit Bukit Lima dan asisten afdeling 4 belum dapat di konfirmasi. (Dewanto F. Silalahi).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama