Diguyur Hujan, Proyek Pembangunan Drainase di Jalan Sisingamangaraja Ambruk

 


MenaraToday.Com - Simalungun : 

Proyek pembangunan drainase sepanjang jalan Sisingamangaraja atas Parapat terkesan asal jadi dan mutu proyek tidak berkualitas, terbukti proyek drainase tanpa plank itu ambruk saat hujan deras mengguyur kota Parapat pada hari Minggu (04/07/2021) kemarin. 

Hujan turun tidak berlangsung lama pada Minggu sore mengakibatkan air dari parit yang tersumbat meluap ke badan jalan raya dan mengakibatkan sebagian pasangan batu proyek drainase yang masih terhitung hari selesai di pasang langsung ambruk di terjang air.

Amatan awak media, walaupun hujan tidak berlangsung lama namun  mengakibatkan drainase dan dinding parit yang baru selesai di bangun  beberapa bagian ada yang roboh.

Saat awak media mencari informasi terkait penyebab robohnya pasangan drainase tersebut apa karena kualitas dan masalah alam, namun para pekerja proyek dilapangan berkilah mereka hanya pekerja dan untuk kualitas campuran pasangan semen dan pasir sudah sesuai.

"Campurannya sudah kuat bang, 1 : 3 perbandingannya," ujar salah seorang pekerja berkilah dan tak ingin namanya disebut.

Namun saat awak media mencek tekstur semen yang roboh terlihat hancur saat di tekan kuat pakai tangan.

Anehnya lagi saat Awak media mencari tau siapa kepala tukang dan penanggung jawab proyek drainase itu namun antar pekerja lapangan mengaku tidak ada yang kenal dan diantara mereka terkesan saling menutupi.

Sedangkan disekitar pengerjaan drainase plank proyek tidak terlihat dan patut diduga proyek siluman, sudah seminggu pengerjaan berlangsung namun sama sekali belum terpasang papan plank untuk informasi proyek.

Warga sekitar banyak bertanya tanya proyek drainase dan mutu proyek itu, apalagi tidak terlihatnya papan plank yang merupakan bukti transparansi terhadap info publik.

Sinaga salah seorang warga menduga, dengan tidak adanya papan plank atas pengerjaan Drainase itu, dapat diasumsikan supaya tidak termonitor besaran anggaran maupun sumber dana yang digunakan untuk pembangunan saluran parit yang sedang dikerjakan tersebut.

“Kalau gitu berarti ada indikasi sebagai trik untuk membohongi masyarakat bang, supaya besaran anggaran maupun sumber dananya biar tidak bisa termonitor oleh publik. Dan itu berpotensi merugikan keuangan negara dan juga masyarakat melalui mutu dan kualitas proyek” cetus Sinaga.

Jika merujuk pada Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 Tahun 2008 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan Nomor 70 Tahun 2012, dimana UU tersebut mengatur setiap pekerjaan bangunan fisik yang dibiayai negara wajib memasang papan nama proyek disekitar proyek, baik memuat jenis kegiatan, lokasi proyek, nomor kontrak, waktu pelaksanaan proyek dan nilai kontrak serta jangka waktu atau lama pekerjaan.

“Pemasangan papan nama proyek merupakan implementasi azas transparansi, sehingga masyarakat semua pihak dapat ikut serta dalam proses pengawasan proyek itu,” ungkap Sinaga yang mengetahui betul tentang Undang-Undang Transparansi informasi Publik.

Setelah ambruknya drainase itu para pekerja terlihat kembali mengerjakan titik yang roboh. Sedangkan Sinaga yang merupakan warga sekitar proyek berharap walau terkesan tambal sulam dan berakibat roboh karena hujan, kepada pekerja dan pemborong lebih mengutamakan kualitas dan mutu biar bisa bertahan lama, dan jangan hanya memikirkan keuntungan semata oleh pihak kontraktor/pemborong. (K712)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama