Warga Tarumanagara Keluhkan Potongan BPNT Tunai Oleh Oknum Desa dan RT, Kades: Itu Gak Benar

Ilustrasi


MENARATODAY.COM, Cigeulis-Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sedianya diberikan secara tunai di Kantor Desa Tarumanagara Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang dikeluhkan.

Pasalnya, dalam pembagian BPNT Tunai tahap ke II ini yang diberikan pada Sabtu 05 Maret 2022, dipotong oleh oknum Desa dan RT.

"Iya, memang tunai waktu dibagikan di Kantor Desanya, tapi setelah saya pulang ke rumah, ada orang desa mendatangi kami ke rumah masing-masing yang meminta kebijaksanaan dari kami sebesar Rp100 ribu, tidak hanya itu kami juga memberikan uang kebijakan ke RT sebesar Rp50 ribu, jadi dari Rp600 ribu hanya menerima Rp450 ribu, gak tau itu untuk apa, mereka dalihnya uang kebijakan," ungkap salah satu KPM asal Desa Tarumanagara yang enggan disebutkan namanya kepada tim menaratoday.com, Senin, 07 Maret 2022.

Ia menambahkan, pada pembagian tahap ke I, memang tidak ada pemotongan, namun para KPM diharuskan membeli paket sembako sebanyak satu paket.

"Ditahap sebelumnya gak ada pemotongan tapi kami diharuskan membeli sembako sebanyak satu paket," bebernya lagi.

Sementara itu, Kepala Desa Tarumanagara, Andi Suhandi, membantah adanya pemotongan tersebut, pasalnya pencairan tersebut disaksikannya langsung bersama jajaran muspika Kecamatan Cigeulis.

"Tidak ada itu, pemotongan apa? Pada saat pencairannya juga saya ada dilokasi dan saya sendiri yang memberikannya disaksikan oleh Muspika, gak ada itu," jelasnya.

Andi mengatakan, ada sekitar 260 lebih warganya yang menjadi KPM BPNT tunai yang dibagikan pada Sabtu kemarin.

"Untuk warga saya ada sekitar 260an lebih yang menerima, karena ada data tambahan, meskipun diaturannya harus vaksin ya, tapi saya tidak terlalu ketat, yang penting didata aja mana KPM yang sudah vaksin dan mana yang belum, agar ketika ada program vaksinasi lagi KPM yang belum vaksin, mau divaksin, fleksible aja saya mah jangan dipersulit, kasian mereka kan butuh uang itu," katanya.

Andi menuturkan, memang ada satu orang yang komplen atas uang yang diterimanya, karena orang itu hanya menerima Rp500 ribu, tapi langsung diselesaikan saat itu juga.

"Langsung saya tangani, memang ada warga yang entah itu kurang bayar atau gimana, mungkin kesalahan dari yang membagikannya, jadi kurang Rp100 ribu, tapi langsung kami selesaikan, jangan sampai gara-gara uang Rp100 ribu persoalannya jadi besar," tukasnya. (la) ***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama