Gawat, SD Negeri 12 Way Kenanga Bebani Siswa Untuk Biaya Perlengkapan Sekolah

MenaraToday.Com - Tulang Bawang Barat:

Pihak SD Negeri 12 Way Kenanga diduga melakukan Pemungutan Liar (Pungli) kepada seluruh siswanya sebesar Rp. 2 ribu rupiah perminggu yang kabarnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah seperti peralatan olahraga dan peralatan lainnya.

Namun sangat disayangkan uang kutipan sebesar Rp. 2 ribu per siswa yang dikutip perminggu itu tidak jelas ke peruntukkannya. Pasalnya hingga saat ini di sekolah tersebut minim sarana olahraga.

"Siswa dan siswi disekolah ini berjumlah lebih kurang sebanyak 370 orang, dimana perorangnya di kutip sebesar Rp. 2 ribu per Minggu, jika kita kalikan untuk perminggunya saja pihak sekolah meraup uang sebesar Rp. 740 ribu, jika kita kalikan sebulan sebut saja sebulan itu 4 Minggu maka uang yang dikumpulkan dari siswa dan siswi sebesar Rp. 2.960.000,- masa iya dengan uang segitu pihak sekolah tidak bisa melengkapi sarana olahraga. Ini kan aneh, sementara sekolah tersebut penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah, jadi dikemanakan dana BOS tersebut sehingga pihak sekolah masih membebani siswa dan siswinya untuk membiayai sarana sekolah dan itu pun tidak jelas kemana dana nya" ujar salah seorang wali murid yang minta namanya jangan dipublikasikan.

Malah menurut wali murid tersebut, hingga kini peralatan sarana olahraga tidak ada sama sekali. 

"Perlengkapan sarana olahraga seperti bola kaki, bola volley, raket dan kok bulu tangkis ga ada, padahal setiap hari Jumat anak-anak kami disuruh bayar iuran sebesar Rp. 2 ribu yang kegunaannya untuk menambah kebutuhan sekolah namun menurut pengakuan beberapa siswa jika ingin berolahraga para siswa membawa dari rumah, misalnya jika pelajar di SD tersebut ingin bermain bola kaki, maka salah seorang siswa membawanya dari rumah, begitu juga kalau mau main Batminton, siswa juga membawa reket dan kok bulutangkis sendiri. Memang untuk bola Volley ada 2 tapi net nya cuma ada satu dan itu pun udah sobek dan tidak layak untuk digunakan" ujarnya.

Menyikapi laporan orang tua murid tersebut, wartawan MenaraToday.Com mencoba mengkonfirmasi Kepala Sekolah SD Negeri 12 Wey Kenanga, Suparyo tidak berada di lingkup sekolah. Menurut salah seorang guru bahwa Kepala Sekolahnya sudah keluar.

"Nggak tau kemana Pak, Pak Kepsek sekitar setengah jam lalu ada tapi nggak tau keluar kemana, soalnya Pak Kepala Sekolah jarang lama-lama di Sekolah, kadang hanya 1 jam, kadang setengah jam dan kami nggak tau beliau kemana sebab nggak pernah ngasih tau ada kegiatan apa atau dimana" ujar salah seorang guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Menyikapi pengakuan dari oknum guru yang mengajar di sekolah tersebut, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pusat Study Pembangunan Republik Indonesia (PUSPA - RI) Ibnu Hajar Piliang S. Kom melalui Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PUSPA RI, Helmi menyebutkan seharusnya oknum Kepala Sekolah seperti ini harus di copot dari jabatannya sebab selain tidak bertanggung jawab dengan jabatan yang di embannya, juga di duga telah menyelewengkan dana BOS dan dana iuran dari siswa per Minggu nya.

" Ini harus dipertanggungjawabkan oleh Kepala Sekolah, masa iya siswa di kutip iuran namun uang iuran tersebut ga jelas ke peruntukkannya, jadi dana BOS dikemanakannya. Satu lagi yang sangat kami sayangkan, sebagai pimpinan di sekolah ini beliau tidak menunjukkan kedisiplinannya, masa iya dia cuma datang sekedar isi absen lalu pergi keluar dan tidak memberitahukan kemana perginya. Kalau sudah seperti ini bagaimana sekolah ini mau maju, mending pihak Dinas Pendidikan Tulang Bawang mencopot jabatannya, sementara APH memeriksa kemana saja dana BOS dan Iuran itu digunakannya" ujar Helmi geram.

Terpisah saat awak media mencoba mengkonfirmasi Kepala Sekolah melalui hubungan selulernya beberapa kali tidak pernah diangkat meskipun HP nya dalam keadaan aktif dan menyambung. (Tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama