SMKN 2 Kota Blitar, Wujudkan Profil Pelajar Pancasila Melalui Projek P5

MenaraToday.Com - Blitar : 

Mulai Tahun Pelajaran 2022-2023, pemerintah resmi memberlakukan Kurikulum Merdeka.

Namun demikian, satuan pendidikan masih diberi kesempatan untuk memilih salah satu dari 3 opsi yang diberikan pemerintah kaitannya dengan pemberlakuan kurikulum di masing-masing satuan pendidikan.

Opsi kurikulum tersebut yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat yaitu kurikulum yang disederhanakan oleh Kemendikbudristek dan Kurikulum Merdeka.

Di dalam penerapan Kurikulum Merdeka, pemerintah pun masih memberikan opsi pilihan; Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi.

Opsi Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan tersebut.

Berikutnya, opsi Mandiri Berubah memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan.

Dan opsi yang terakhir, Mandiri Berbagi, memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar.

Berbagai pertimbangan dan melihat kemampuan sekolah, Tim Pengembang Sekolah SMKN 2 Kota Blitar  menetapkan opsi Mandiri Berubah dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Pada intinya, pembelajaran dan struktur yang ada pada Kurikulum Merdeka hampir sama dengan kurikulum sebelumnya. Hanya saja ada kegiatan yang menonjol dalam penerapan kurikulum ini, yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, yang kemudian saya singkat menjadi P5, merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang berdasarkan SKL dan dirancang terpisah dari kegiatan intrakurikuler.

Projek ini bertujuan untuk menguatkan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri atas dimensi-dimensi pertama, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

Kedua, berkebhinekaan global. Ketiga, bergotong royong, keempat, mandiri. Kelima, bernalar kritis, dan keenam kreatif.

Selain menguatkan karakter melalui 6 dimensi tersebut, P5 ini juga harus bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik dan eksploratif.

Sebelum melaksanakan projek, kita membuat alur perencanaan projek P5.  Pertama-tama, kita membentuk Tim Fasilitator P5. Tim ini berperan merencanakan dan melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas.

Alur kedua, mengidentifikasi tingkat kesiapan masing-masing kelas melalui kegiatan refleksi. Ketika melakukan refleksi, akan terungkap kendala dan hambatan yang akan kita temui saat melaksanakan projek. Dan kita carikan solusinya agar pelaksanaan projek berjalan lancar. 

Alur ketiga, merancang dimensi, tema dan alokasi waktu projek P5. Dimensi dan tema dirancang dan dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan sekolah. 

Seperti contoh di sekolah kami, sampah plastik merupakan hal yang cukup mengganggu di lingkungan kami. Sehingga topik ini kita angkat sekaligus sebagai solusi dan gaya hidup untuk memerangi sampah menjadikan ketrampilan siap pakai

Alur keempat, menyusun modul projek. Modul yang kita susun berisi tujuan projek, topik yang akan kita kembangkan, alur, durasi projek, aktivitas projek, dan asesmen projek. Dan alur ke lima, merancang  strategi pelaporan hasil projek.

Pada pelaporan projek pertama P5 disekolah dengan mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. Kegiatan projek pertama dimasukkan semua  karakter Profil Pelajar Pancasila sebagai bahan penilaian kegiatan projek.

Alur perkembangan dimensi dibagi mejadi empat tahap berikut ini. Tahap Pengenalan, Tahap Kontekstualisasi, Tahap Aksi, Tahap Evaluasi. Siswa menghasilkan produk dari olahan sampah seperti sampah sebagai pupuk organik, sampah sebagai humus, daur ulang sampah plastic menjadi berbagai jenis produk yang bermanfaat, sampah sebagai sumber energi.

Dengan adanya kegiatan projek P5 ini, disamping sekolah mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila bagi siswanya. Sekolah sebagai agen perubahan sosial yang aktif terlibat dalam menyelesaikan masalah sosial, dalam hal ini sampah plastic di lingkungan sekolah dan masyarakat

Alur ketiga, merancang dimensi, tema dan alokasi waktu projek P5. Dimensi dan tema dirancang dan dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan sekolah. 

Seperti contoh di sekolah kami, sampah plastik merupakan hal yang cukup mengganggu di lingkungan kami. Sehingga topik ini kita angkat sekaligus sebagai solusi dan gaya hidup untuk memerangi sampah plastik.

Alur keempat, menyusun modul projek. Modul yang kita susun berisi tujuan projek, topik yang akan kita kembangkan, alur, durasi projek, aktivitas projek, dan asesmen projek. Dan alur ke lima, merancang  strategi pelaporan hasil projek.

Pada pelaporan projek pertama P5 disekolah dengan mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. Kegiatan projek pertama dimasukkan semua  karakter Profil Pelajar Pancasila sebagai bahan penilaian kegiatan projek. 

Alur perkembangan dimensi dibagi mejadi empat tahap berikut ini. Tahap Pengenalan, Tahap Kontekstualisasi, Tahap Aksi, Tahap Evaluasi. Siswa menghasilkan produk dari olahan sampah seperti sampah sebagai pupuk organik, sampah sebagai humus, daur ulang sampah plastic menjadi berbagai jenis produk yang bermanfaat, sampah sebagai sumber energi.

Dengan adanya kegiatan projek P5 ini, disamping sekolah mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila bagi siswanya. Sekolah sebagai agen perubahan sosial yang aktif terlibat dalam menyelesaikan masalah sosial, dalam hal ini Daur ulang sampah  di lingkungan sekolah dan masyarakat.(Lucky)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama