Pelabuhan Penumpang Ferry Internasional Teluk Nibung Diduga Jadi Ajang Pungli

Keterangan Gambar : Khoiriyah,salah seorang penumpang kapan Feri yang protes dengan adanya dugaan Pungli di Pelabuhan Penumpang Ferry Teluk Nibung (Foto : Scr  FM)


MenaraToday.Com - Tanjungbalai :  

Pelabuhan penumpang Ferry Internasional Teluk Nibung yang baru dibuka kembali pada bulan  lalu setelah tidak beroperasi selama 3 tahun dimasa pandemi covid-19.

Sempat terjadi keributan di pelabuhan penumpang  Ferry Internasional Teluk Nibung , penumpang yang baru tiba dari Malaysia tidak puas hati atas perlakuan yang di dapatnya dari cara pengelolaan dibawah PT Pelindo regional I Tanjungbalai Asahan .

Khoiriyah, salah seorang penumpang yang yang baru tiba pada Kamis (16/3/2023 ) merasa keberatan lantaran pihak TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat)  mengharuskan dirinya membayar barang bawaan dengan tarif Rp 1,500 / kilogram .

Kemarahan penumpang ini bukan tidak beralasan karena karena sewaktu berangkat dari Port Dickson Malaysia telah membayar barang bawaannya dengan tarif Rm 2 / kilogram (setara dengan Rp 7,000-red).

"Jelas ini semacam kutipan liar karena tidak berbadan hukum dan tidak jelas uang tersebut mengalir kemana. Kejadian ini pun lantas kita pertanyakan kepada penerima uang tersebut, Khairuddin Lubis mengatakan bahwa pengutipan ini telah mendapat izin dari pihak PT Pelindo dan pihak pelayaran dan ini termasuk uang jasa yang mereka lakukan terhadap penumpang" ujar nya.

Menurut salah seorang anggota TKBM bahwa uang tersebut tidak seluruhnya mengalir ke tangan mereka tapi dibagi kepada pihak- pihak tertentu. Dirinya juga meminta  untuk tidak membesarkan masalah ini karena honor yang di dapat mereka sebenarnya relatif kecil dibanding dengan tenaga yang mereka keluarkan .

"Misalnya saat keberangkatan penumpang ke Malaysia , setiap penumpang akan dikenakan tarif barang bawaan sebesar Rp 4,250 / kilogramnya. Dengan perincian , Rp 1,500 disetorkan kepada pihak PT Pelindo regional I Tanjungbalai Asahan dan Rp 1,500 lagi kepada pihak pelayaran, nah sisanya Rp 1,250 itulah bagian kami pak " ucapnya salah seorang TKBM di lokaso kepada Menara Today .

"Anggota kami banyak pak, uang yang Rp 1.250 inilah kami bagi bisa bapak bayangkan kalau anggota kami tinggalnya diluar kota Tanjungbalai, pergi kerja pada pagi subuh terkadang kami hanya bergaji Rp60.000 saja , ucapnya sendu.

Terhadap pungutan yang dianggap liar ini serba sedikit akan menghambat minat penumpang untuk menggunakan pelabuhan Teluk Nibung ini. Untuk setiap penumpang barang yang mereka bawa melebihi 10 kilogram .

Sementara itu manager keuangan dan umum Khudri Al Akbar mengatakan bahwa TKBM tidak di bawah kelola Pelindo, namun di bawah naungan KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan ).

"TKBM bukan di bawah naungan kami tapi di bawah naungan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan pak" ucap Akbar saat dikonfirmasi (FM)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama