Sudah Rusak Parah, Jembatan Titi Payung Tak Kunjung Diperbaiki.

MenaraToday.Com - Labura :

Jembatan Titi Payung di Desa Sialang Taji Kecamatan Kualuh Selatan tepatnya di Dusun Pardomuan Nauli Satu sangat memperhatikan yang semestinya di bulan Agustus sudah di bangun namun sudah memasuki akhir tahun 2023 belum juga terlelikasi pembangunannya. 

Beginilah kondisi Jembatan Titi Payung yang menyambungkan empat  kecamatan, yaitu  Kecamatan Kualuh Hulu, Kualuh Selatan, Kualuh Hilir dan Leidong, jembatan ini adalah urat nadi perekonomian kehidupan masyarakat empat kecamatan sehingga pemerintah memberikan bantuan untuk perbaikan jembatan tersebut, ngerinya jembatan tersebut seolah menunggu korban, pasalnya mobil yang melintas di atas  jembatan dengan beban  melebihi tonase. 

Saat awak media mengkonfirmasi warga sedang melintas dan enggan disebutkan namanya mengatan tentang kondisi Jalan Gunting Saga tepatnya di Desa Tanjung Pasir jalan yang baru lama dikerjakan dan apalagi jembatan Titi payung Desa Sialang Taji masih belum dikerjakan

Bermula dari Surat Edaran ditemukan larangan bahwasanya mobil dengan kapasitas tonase yang melebihi kapasitas standar jalan kabupaten dilarang melintas di jalan Sialang Taji. Namun diduga kerja sama yang dijalin oleh kontraktor dengan para dinas perhubungan sudah terjalin baik sehingga Surat Edaran tersebut bukanlah acuan untuk menjaga jalan yang ada di lintas Gunting Saga menuju Kuala Bangka.

Menurut salah satu pekerja yang berinisial L,  mengatakan bahwasanya jembatan tersebut menelan biaya sebesar Rp. 39 milyar, yang terpampang di pinggiran jalan yang dibangun, sehingga pagu anggaran untuk papan proyek pembuatan jembatan tersebut tidak dipasang" 

Saat awak media mencoba membuka situs resmi LPSE Labuhanbatu Utara, ternyata disitu dituliskan bahwa  pagu anggaran jembatan tersebut harus di buat. Disamping itu jembatan darurat yang dibuat oleh kontraktor dengan batang pohon pinang  kini sudah mulai lapuk dan ditumbuhi oleh jamur entah kapan pihak kontraktor akan memulai pekerjaan jembatan tersebut.

Diduga kalau jembatan tersebut masih berfungsi untuk menyelamatkan pengecilan harga transportasi.yang mana jika jembatan tersebut diputus dan diperbaiki maka,material yang masuk akan semakin jauh dan menambah ongkos bagi transport, yang mana transportasi tersebut harus memutar melalui Suka Rame menuju Pulo Gambut.dan kemungkinan harus menggunakan mobil dam truc Coldiesel yang menambah waktu kerja semakin lama.

Saat pemberitaan pertama  tertulis bahwasanya pihak kepercayaan dari pembangunan jembatan tersebut berkata akan melakukan perbaikan dalam kurun waktu dua Minggu, berhubung paku bumi tidak ada di  di Labura jadi harus dipesan dari Medan. namun sangat disayangkan dua Minggu berubah menjadi dua bulan tanpa ada signal sedikitpun atau tanda akan diperbaikinya jembatan tersebut.

Jika dilihat dari  material jembatan tersebut sudah berkarat dan ditumbuhi oleh rerumputan. (Ngatimin). 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama