Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan, badan usaha milik desa (BuMDes) Daya Mandiri, Desa Labuan, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, menggagas program budidaya 500 ekor bebek petelur. Program ini bersumber dari Dana Desa Tahun 2025 dengan total anggaran sebesar Rp155.717.000 yang bersumber dari dana desa (DD) tahap I tahun 2025.
Ketua BuMDes Daya Mandiri Labuan, Nadia Karlindasari mengatakan, anggaran sebesar Rp155.717.000 juta yang bersumber dari DD tahap I tahun 2025 digunakan untuk pembelajaran dan sarana program.
"Ini dari tahap I Rp155.717.000, diantaranya untuk kandang, pengadaan bibit dan pakan, tahap 2 nya include dana ketapang 20% berarti sisa nya dari 20% dana ketapang buat BuMDes," kata Nadia Karlindasari kepada tim menaratoday.com. Kamis (18/9/2025).
Terkait kandang, Nadia menjelaskan, ditempatkan diatas lahan miliknya pribadi dengan luas ±300 m² untuk menampung 500 ekor bebek petelur lengkap dengan sarana penunjang.
"Lahan yang tersedia 300 meter milik saya pribadi, namun yang akan terpakai kurang dari 100 m² karena disesuaikan dengan jumlah bibit petelur yang akan dibudidayakan,” ucapnya.
Nadia menuturkan, progres budidaya diupayakan berjalan pada bulan ini agar apa yang menjadi target bisa tercapai sesuai rencana.
"Pengen nya bulan ini jalan, hanya saja sempat terkendala cuaca dan lahan tempat yang belum fix, awalnya kami akan membangun kandang di area ruko buana tapi dikarenakan secara geografis lahan tersebut masuk desa lain maka dialihkan ke lokasi yang sekarang tepatnya di Kampung Ciateul Rt/Rw. 08/01, Desa Labuan," jelasnya.
Tak hanya itu, Nadia menegaskan, pihaknya akan melakukan langkah preventif mengingat kondisi tanah yang akan digunakan berdekatan dengan lingkungan warga.
"Sempat ada penolakan dari warga sekitar karena khawatir akan mengganggu kenyamanan, kami pastikan akan ada langkah preventif soal amdal dan banjir," imbuhnya.
Untuk pengelolaan, lanjut Nadia, ada kepengurusan tersendiri mengingat budidaya bebek petelur ini membutuhkan tenaga yang faham dan memiliki kemampuan mumpuni sesuai bidangnya.
"Kami percayakan kepada saudara Nana untuk mengelola bebek petelur ini, untuk bisa berkembang sesuai harapan harus dimulai dari tenaga pengelola yang memiliki keilmuan dan faham tentang bebek petelur," ungkapnya.
Sementara itu, Nana, selaku Manager program ketahanan pangan menambahkan, dipilihnya bebek petelur salah satu pertimbangannya adalah lebih mudah dan progresif.
“Karena cukup menjanjikan ya, bebek petelur ini masa aktif bertelurnya bisa sampe 1 tahun dengan potensi pendapatan hampir Rp400 jutaan per tahun tentunya dengan margin eror yang sudah kami kalkulasi,” tutur Nana.
Nana menargetkan, potensi produksi telur bisa meningkat seiring bertambahnya usia produktif bebek. Disini pentingnya memiliki kemampuan dalam memilih dan menganalisa bibit petelur.
"Program budidaya bebek petelur ini diharapkan menjadi salah satu model pengembangan ekonomi desa di Kecamatan Labuan berbasis potensi lokal yang berkelanjutan, serta menjadi contoh pemanfaatan Dana Desa secara produktif," pungkasnya. (ILA)