Madrasah Aliyah (MA) Mathlabul Falah Labuan, Pandeglang, Banten, melepas sebanyak 30 siswa dalam acara Haflah Akhirusannah yang diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya pidato tiga bahasa yang dibawakan oleh para siswa.
Ucu, SS, mengatakan, kegiatan hari ini merupakan pelepasan anak-anak kelas XII Tahun Ajaran 2024/2025.
"Ada 30 siswa yang dilepas pada hari ini setelah tuntas mereka melakukan proses belajar di MA Mathlabul Falah Labuan," kata Ucu, SS. kepada menaratoday.com. Sabtu (21/6/2025).
Ucu menuturkan, pada pelepasan tahun ini diisi dengan seni tari, pidato tiga bahasa yakni Bahasa Arab, Indonesia dan Inggris, juga ada kegiatan lainnya.
"Semua siswa di MA Mathlabul Falah mulai dari kelas 1-3 ikut terlibat dalam acara pelepasan kakak kelasnya ini dan mereka cukup antusias berlatih apalagi yang mengisi pidato tiga bahasa," ujarnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala MA Mathlabul Falah Adi Ferdiana, S.Pd, menyampaikan, bahwa dunia nyata sudah terlihat didepan mata dan madrasah ini merupakan pendidikan penting bagi umat.
"Jemput masa depan dengan semangat, karena masa depan yang cerah adalah milik mereka yang betul-betul berjuang. Mudah-mudahan para dewan guru mendapatkan ganjaran dari Allah SWT karena kegiatan seperti ini juga merupakan ibadah," tuturnya.
Adi menambahkan, bahwa sebelum melakukan pelepasan ini pihak sekolah mengadakan rapat bersama orang tua siswa. Dalam rapat tersebut, disampaikan meski dengan acara sederhana harus bisa disajikan dengan penuh khidmat.
"Meski kegiatan ini terlihat sederhana tapi tidak mengurangi Haflah (senangnya) sehingga yang lulus tahun ini memiliki kenang-kenangan, setelah selama tiga tahun mereka belajar di MA Mathlabul Falah," ucapnya.
Salah satu alumni angkatan 2017 yang diundang secara khusus, Adi Sunardi, menceritakan, saat menuntut ilmu di MA Mathlabul Falah dirinya hanya dibekali uang jajan Rp. 5000 untuk uang jajan oleh kedua orang tuanya.
"Meski hanya 5 ribu tapi saya tetap semangat belajar dan uang sebesar itu di cukup-cukup kan untuk jajan es dan makan, Alhamdulillah cukup dan tetap semangat berangkat ke sekolah, dan waktu SMP saya cuman 2 rebu tapi ya di cukup-cukupkan," ungkapnya.
Setelah lulus, lanjut Adi, dirinya memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan kuliah. Namun sempat terkendala karena yang dicari adalah kuliah yang ber beasiswa.
"Alhamdulillah setelah mencari kesana kemari kebetulan di Kabupaten saya tidak berhasil menemukan, akhirnya ketemu juga universitas yang ngasih beasiswa tapi jauh di Serang kebetulan saya keterima di UIN Banten...dan selama kuliah saya hanya dikirim Rp200 Ribu sama orang tua cukup gak cukup harus cukup. Beruntungnya selain kuliah gratis dikasihnya uang juga sama pemerintah per bulan itu saya dapat uang Rp4,6 juta...Alhamdulillah sekarang saya jadi PNS di Kemenag dan bertugas di KUA Angsana yang kebetulan main kesana silahkan mampir," jelasnya.
Kisah perjalannya, sambung Adi, semata-mata untuk memotivasi para generasi muda yang baru lulus agar lebih bersemangat dalam mencapai dan mewujudkan cita-cita.
"Saya bercerita seperti ini karena untuk memotivasi para generasi muda yang baru lulus sekolah. Selamat datang didunia orang dewasa yang penuh dengan kepusingan...ingat mau miskin atau kaya masa depan kita yang tentukan sendiri," pungkasnya. (ILA)