MenaraToday.Com - Pandeglang :
Suasana lapangan sepak bola Ahmad Yani di Kecamatan Labuan tampak ramai sejak pagi. Sorak-sorai penonton berpadu dengan semangat para siswa yang berlaga dalam Turnamen Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO) Mini Cup 2025. Sebanyak 28 tim dari 27 SD dan MI di wilayah Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, beradu kemampuan, meski harus bergelut dengan lapangan yang becek akibat hujan semalam.
Turnamen yang menggunakan sistem gugur ini berlangsung penuh antusiasme. Setiap tim bermain habis-habisan, karena yang kalah harus pulang, sementara yang menang berhak melangkah ke babak berikutnya.
Ketua pelaksana kegiatan, Wandi Septian, menjelaskan bahwa turnamen ini sejatinya direncanakan sebagai bagian dari rangkaian peringatan HUT RI ke-80, namun sempat tertunda.
“Karena satu dan lain hal, kegiatan baru bisa kami laksanakan hari ini,” ujar Suwandi kepada menaratoday.com. Rabu (15/10/2025).
Meski begitu, Wandi menyebut semangat para peserta tidak berkurang sedikit pun. Dalam turnamen KKGO Mini Cup ini, panitia akan menetapkan tiga juara bersama yang masing-masing akan menerima trophy, sertifikat, dan uang pembinaan.
"Kalau bisa, pertandingan kami selesaikan dalam satu hari. Tapi kalau cuaca tidak memungkinkan, akan kami lanjutkan besok,” tambahnya.
Lebih dari sekadar kompetisi, ajang ini juga menjadi wadah pencarian bibit unggul di bidang olahraga sepak bola. Dari seluruh peserta, panitia akan menyeleksi 15 pemain terbaik untuk disiapkan mengikuti pertandingan di tingkat yang lebih tinggi.
Di sisi lain, kata Wandi, kondisi cuaca menjadi tantangan tersendiri bagi peserta. Deni Kurniawan, salah satu panitia, juga mengakui bahwa hujan yang mengguyur pada kemarin sore hingga malam, membuat lapangan berlumpur dan licin.
“Jadi berat kan nendang nya, karena lapangan becek. Anak-anak jadi agak sulit main maksimal,” tuturnya.
Deni menambahkan, dari total 33 sekolah dasar di Kecamatan Labuan, hanya 27 sekolah yang ikut serta dalam kompetisi ini.
“Ada yang tidak ikut karena bentrok dengan kegiatan lain dan kurangnya minat anak-anak, tapi ada juga sekolah yang mendaftarkan dua tim sekaligus. Untuk biaya pendaftaran kami tetapkan Rp100 ribu per tim,” jelasnya.
Ia berharap ke depan, pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap sarana olahraga, khususnya lapangan sepak bola yang layak bagi anak-anak Labuan.
“Prestasi itu tidak mungkin tercipta tanpa dukungan sarana yang memadai,” katanya.
Sementara itu, Nina Novia, guru SDN Cigondang 3, turut memberikan apresiasi atas penyelenggaraan turnamen ini.
“Menurut saya, ini ajang yang sangat bagus, kebetulan anak didik saya yang ikut hari ini sering juara. Kegiatan seperti ini baiknya sering diadakan karena anak-anak bisa belajar sportif, fokus, dan menyalurkan potensi mereka di sepak bola. Harapannya, semoga anak-anak saya jadi juara,” ungkapnya sambil tersenyum, berharap timnya bisa membawa pulang trofi juara.
Meski sempat terkendala lapangan becek, semangat para siswa dan guru tampak tidak luntur. Di tengah lumpur dan sorak penonton, bola terus bergulir membawa harapan bahwa dari lapangan sederhana di Kecamatan Labuan ini, bibit-bibit pesepak bola masa depan akan lahir. (ILA)