MenaraToday.Com – Manokwari Selatan :
Setelah terbentuk pada
tahun 2016, Kodam XVIII/Kasuari melahirkan para prajurit tangguh di Rindam
XVIII/Kasuari yang berada di Manokwari Selatan. Hal tersebut disampaikan
Kapendam XVIII/Kasuari Kolonel Inf Andi Gus Wulandri S.I.P dalam rilisnya
Manokwari Selatan, Selasa (26/11/2019).
Diungkapkan Kapendam,
sejumlah 151 orang prajurit siswa Rindam XVIII/Kasuari secara resmi menyandang
status sebagai prajurit Infanteri, setelah mereka menyelesaikan latihan latihan
Yudha Wastu Pramuka dan tradisi pembaretan siswa Pendidikan Kejuruan Tamtama
(Dikjurta) Abituren Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) Prajurit Karier (PK)
TNI AD Gelombang I TA. 2019.
“Penutupan latihan
dan tradisi pembaretan mereka diselenggarakan di Rindam XVIII/Kasuari, pada
Senin (25/11/2019) di Pantai Ransiki, Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat,”
ujar Andi Gus
Dalam upacara
tersebut, lanjut Kapendam, Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus
Wayangkau bertindak selaku Inspektur Upacara dan membacakan amanat tertulis
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Danpussenif) Komando Pendidikan dan
Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad) Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.
“Dalam amanatnya,
Danpussenif mengatakan bahwa Latihan Yudhawastu Pramuka dan Tradisi Pembaretan
merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari perjalanan hidup
seorang prajurit Infanteri,’’ ujar Andi Gus.
Dikatakannya lebih
lanjut, kegiatan tersebut tidak hanya untuk memupuk jiwa korsa dan semangat
kebersamaan, namun juga salah satu upaya menumbuhkan nilai-nilai kejuangan para
prajurit Korps Infanteri.
“Ini penting, dalam
rangka mengimplementasikan segala kemampuan yang dimiliki untuk menjadi
prajurit Infanteri yang andal dan selalu berhasil dalam setiap medan
penugasan,’’ tegasnya.
Dalam amanatnya, kata
Andi Gus, Danpussenif menjelaskan bahwa semboyan Yudha Wastu Pramuka mengandung
arti sebagai pelaksana pertempuran terdepan dan menjadi penentu kemenangan
dalam pertempuran di darat.
“Oleh karena itu,
dengan telah disahkannya penggunaan Baret Infanteri ini, menuntut para prajurit
Infanteri untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan fisik, dengan didukung semangat juang, jiwa korsa, serta kebanggaan
yang tinggi terhadap kecabangan Infanteri,” jelas Andi Gus mengutip penegasan
Danpussenif.
Pada kesempatan itu,
Pangdam XVIII/Kasuari juga menyampaikan rasa bangga dan harapannya kepada
seluruh Prajurit Siswa dalam upacara pembaretan Prajurit Infanteri yang baru
pertama kalinya diselenggarakan di Kodam XVIII/Kasuari.
“Ada yang perlu
kalian renungkan bahwa di suatu negara itu harus mempunyai dan yang menentukan
kehidupan negara itu adalah militernya. Kalau negara itu tidak punya militer,
biasanya negara itu tidak kuat. Dan dimana negara itu militernya kuat, pasti
negara itu kuat dan ekonominya juga pasti kuat,” ujar Pangdam.
Lebih lanjut
dikatakannya, TNI Angkatan Darat diberikan tugas untuk bertempur di darat dan
yang menjadi raja untuk pertempuran darat tersebut adalah Infanteri.
“Maka Prajurit
Infanteri itu dituntut untuk kuat, semangat kemampuannya harus luar biasa,
tidak bisa setengah-setengah,” ujar Joppye.
“Kalian harus ingat
bahwa untuk mengisi kemampuan kalian secara bertahap, seorang prajurit harus
sehat. Sehingga nantinya kalian akan ditugaskan dimana saja, kalian sudah
siap,” tambahnya.
Pada kesempatan
tersebut, Joppye juga berpesan agar saat masuk di satuan kelak, sebagai
prajurit Infanteri yang merupakan korps terbesar di Angkatan Darat atau dapat
dikatakan sebagai induk dari Angkatan Darat, mereka harus bangga.
“Saya sampaikan
kepada kalian, sekali lagi atas nama Panglima Kodam dan atas nama Korps
Infanteri, saya menyampaikan selamat untuk kalian,’’ tegasnya.
Ditemui usai acara
pembaretan, Komandan Resimen Induk Kodam (Danrindam) XVIII/Kasuari Kolonel Inf
Ignatius Tri Joko Budi. S. menyampaikan bahwa acara pembaretan memang tradisi
bagi para prajurit yang menyandang Korps Infanteri.
“Para Prajurit Siswa
yang disematkan baret Infanteri tersebut sudah melaksanakan berbagai kegiatan
latihan, seperti taktik bertempur dan Longmars dari SP 1 hingga Pantai Ransiki
di Kampung Wariap,” terangnya
Dengan berakhirnya
kegiatan tersebut, lanjut Danrindam, mereka sudah pantas untuk menyandang
sebagai Prajurit Infanteri.
“Sehingga dibuatlah
tradisi pengukuhan mereka yang ditandai dengan penyematan brevet Yudha Wastu
Pramuka, sebagai tanda kualifikasi seorang prajurit Infanteri,” imbuhnya.
Sementara itu, atas
keberhasilan anaknya menyelesaikan latihan dan mendapatkan Baret dan Brevet
Infanteri, Rosalina Rumbino Waroi (51), orang tua dari Prajurit Dua (Prada)
Petras Armando Waroi menyatakan rasa bangganya.
“Sebagai orang tua
kami merasa bersyukur dengan dilantiknya anak kami ini menjadi seorang Prajurit
Infanteri. Kedepannya, kami harapkan anak kami agar lebih baik lagi dalam
menjalankan tugas sebagai Prajurit TNI Angkatan Darat,” ungkap Rosalina dengan
bangga sekaligus haru.(efrizal/tim)