Proyek Pintu Air PT. HK Akibatkan Rusaknya Gedung Gereja HKBP Tanjungbalai


* Sempat Diperbaiki Tapi Asal Jadi dan Tidak Rampung, Pihak PT. HK Terkesan Buang Badan


MenaraToday.Com – Tanjungbalai :

Pekerjaan Proyek Pintu Air dan Bendungan yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya (HK) di aliran Sungai Selat Lancang/Asahan mengakibatkan sebagian gedung Gereja HKBP Kota Tanjungbalai rusak.


Hal tersebut dikarenakan pada saat pelaksanaan pembangunan Pintu Air dan Bendungan tersebut menggunakan alat berat, sementara jarak antara lokasi pengerjaannya dengan Gereja tersebut berdekatan.


Amatan sejumlah awak media, Selasa (3/11/2019), gedung Gereja tersebut mengalami kerusakan di beberapa titik seperti, dinding bangunan gedung Gereja tersebut retak, dataran lantai menurun, ruangan kamar mandi juga retak memanjang dan gedung mesin genset terpaksa harus dipindahkan karena tempatnya mengalami kerusakan.

Selain itu, gedung Gereja yang berlantai dua tersebut, Plafon rumah dinas pendeta dan kantor Gereja juga mengalami kerusakan dan ambruk karena tidak kuat menahan getaran saat mengerjakan proyek tersebut.

Pimpinan Jemaat Gereja HKBP Tanjungbalai, Pdt R Gultom STh kepada mengatakan pihaknya sangat kecewa dan menyesalkan sikap dari pihak PT HK yang tidak memenuhi Surat Permohonan Perbaikan Kerusakan Bangunan Gereja yang telah dilayangkan sebelumnya. Pasalnya sampai saat ini perbaikan yang dilakukan PT HK masih belum rampung, bahkan beberapa perbaikan yang telah dilakukan terkesan asal jadi.

“Kita sangat kecewa dengan sikap dari pihak PT. HK selaku pelaksana proyek Bendungna Sei Asahan yang telah berbicara manis dan berjanji akan melakukan perbaikan atas semua yang rusak akibat dari pekerjaan mereka. Tap kenyataannya, mereka hanya menempel bangunan yang retak dan itupun kerjanya kita nilai asal-asalan. Bahkan beberapa dinding yang retak lainnya tidak diperbaiki dan plafon gypsum yang ambruk juga dibiarkan begitu saja” ujarnya

Hal senada diucapkan pengurus Gereja HKBP Tanjungalai, St. AH Samosir yang mengakui bahwa PT. HK terkesan menghindar saat diminta pertanggungjawaban atas kerusakan yang disebabkan oleh pembangunan tanggul dan pembangunan sungai tersebut.

"Setiap kali kita menghubungi pihak PT. HK selalu berganti ganti. Perwakilan kantor mereka yang ada di Tanjungbalai juga sudah sering tutup. Mereka jadi terkesan menghindar. Dimana pertanggungjawaban mereka atas kerusakan bangunan Gereja ini, "ujarnya.

Dijelaskannya, kerusakan bangunan itu terjadi sekitar bulan Februari 2019 lalu. Kemudian pihak gereja telah menyurati pihak PT. HK untuk melakukan perbaikan. Dan perbaikan dilakukan namun perbaikannya terkesan asal-asalan serta tidak semua kerusakan bangunan Gereja diperbaiki.

"Mereka berjanji akan melanjutkan perbaikan, tapi sampai saat ini tak kunjung terealisasi. Bahkan saat ini mereka sudah susah dihubungi, oknum dari pihak PT HK pun sering berganti ganti, kami pun saat ini sangat kecewa melihat sikap mereka, "ucap Samosir.

Oleh karena itu, pihak gereja HKBP Kota Tanjungbalai meminta kepada pemerintah untuk turun tangan dalam persoalan tersebut. Sehingga pihak PT. HK mau memperbaiki kerusakan yang disebabkan pembangunan Pintu Air dan Bendungan Sungai tersebut.

"Sesuai keterangan pihak PT. HK sewaktu kita temui pertama kali. Proyek ini akan berakhir Desember 2019 ini. Maka, kami meminta pemerintah agar memerintahkan pihak PT. HK untuk memperbaiki kerusakan bangunan Gereja ini sebelum proyek ini berakhir atau diserahterimakan, "pinta Samosir.

Sementara itu, pihak dari PT HK belum berhasil dimintai keterangannya terkait permasalahan tersebut. Anang atau yang biasa dipanggil Nanang, salah seorang pihak PT HK yang sempat turun ke lokasi melihat kerusakan bangunan Gereja itu, saat dihubungi melalui telepon selulernya mengaku sudah pindah tugas sehingga persoalan itu bukan lagi kerjaannya.

"Memang saya langsung turun waktu itu, tapi saya sudah pindah tugas ke Dumai bang. Jadi hal itu teman-teman saya yang mengurusinya. Menurut saya, perbaikan kerusakan bangunan Gereja itu belum rampung mungkin karena dananya belum ada waktu itu bang, "ucapnya seraya berjanji akan mengirimkan nomor telepon rekannya yang saat ini mengurus persoalan tersebut, namun sampai berita ini dikirim ke redaksi, nomor yang dimaksud tak kunjung dikirim.

Wartawan yang berupaya mencari informasi terkait pihak PT HK kembali berhasil mendapatkan nomor handphone salah seorang pihak PT HK yang bernama Gempar. Namun dirinya mengaku tidak berhak mengomentari persoalan tersebut.

"Ke Pak Jarot saja pak. Beliau pimpinannya. Saya akan kirimkan nomor hp nya, " jawabnya.

Namun demikian, pemilik nomor telepon yang dimaksud tak kunjung mengangkat selulernya saat berulang kali dihubungi. Bahkan pesan singkat melalui WhatsApp yang dilayangkan juga tidak berbalas. (64N1)

Lebih baru Lebih lama