MenaraToday.Com - Mesuji :
Ketua Dewan Pengurus Cabang AWPI (Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia), Lukman mengambil sikap tegas dan angkat bicara terkait beredarnya berita tentang dugaan pungli pembuatan sertifikat pada program PTSL.
Pria yang selalu menebar senyum ini dengan sapaan Babeh sangatlah menyayangkan adanya pencatutan nama organisasi yang dia ketuai.
"Saya selaku Ketua Awpi tidak menerima serupiahpun uang dari Herman selaku ketua Ajoi, " katanya, Jumat (20/3).
Berdasarkan berita yang diterbitkan oleh media warta hukum, mencatut beberapa nama organisasi wartawan yang konon kecipratan uang senilai Rp 20.000.000, rupiah melalui ketua salah satau organisasi kewartawanan yang ada di kabupaten Mesuji.
" Tentunya hasil pemantauan Budi (wartawan) dilapangan, yang jadi pertanyaan saya kenapa dia tidak bertanya ke AWPI dulu,cma ke wayan, " imbuh Babeh.
Selain dari pada itu, Lukman juga menegaskan bahwa dirinya pernah bertemu dengan kepala desa Sido Mulyo dan mengataka bahwa Awpi tidak pernah menerima uang dari oknum ketua Organisasi yang ia maksud.
" Bahkan saya pernah bertemu Muammar selaku kades Sidomulyo, saya katakan awpi tidak menerima dana dari Saudara Herman Serupiahpun, " jelasnya.
Tak hanya itu, ia juga sedikit mengetahui awal duduk perkara terkait dana pengamanan tersebut adalah dua oknum ketua organisasi yang akan bertindak sebagai kordinator.
" Yang berencana mengkoordinir dana pengamanan dari awal itu ketua AJOI dan ketua PWI " pungkasnya.
Lebih lanjut ketua AWPI Mesuji juga berharap kepada oknum Wartawan yang telah mencantumkan nama AWPI Mesuji sebagai penerima dana pengamanan program PTSL Desa Sido Mulyo, Mesuji, agar segera meluruskan perkara tersebut, tak kalah penting Lukman juga menghimbau agar oknum Wartawan yang dimaksud segera membuat pernyataan maaf.
" Kita dari Organisasi AWPI berharap kepada Wartawan dan Media tersebut untuk meminta maaf kepada seluruh anggota AWPI atas pencantuman nama Organisasi sebagai penerima dana PTSL dari saudara Herman selaku Ketua AJOI, " tukasnya. (Edy)