MenaraToday.Com - Malang :
Waktu menunjukkan jam 06.00 pagi hari, Abdul Rosyid(54) mulai beranjak dengan sepeda angin keluar rumah untuk berangkat kerja menuju terminal Arjosari.
Sepeda angin dan topi yang dipakai Rosyid menjadi andalan setiap hari. Beralas sandal menjadi pelindung kakinya dalam mengayuh sepeda anginnya menyusuri jalan dari bugis dekat pemandian mendit sampai sepanjang jalan perumahan Araya yang di lewati tiap hari.
Pagi itu Beliau mangkal di dekat sebuah warung kopi dekat pasar rakyat Arjosari, beliau masih sibuk mengeluarkan barang barang dari kotak kecil sekitar 50 cm dan dia mulai menunggu konsumen yang mau servis atau jahit sepatunya dan di saat Orang sibuk keluar masuk untuk belanja di pasar rakyat, Rosyid malah sibuk menyelesaikan tugas utamanya menjahit sepatu.
Di hadapan beliau ada beberapa pasang sandal dan sepatu yang memang di jual kepada orang yang membutuhkan dan sambil menunggu konsumen beliau kadang bercanda dengan rekan di sekitar lapaknya tersebut dan masih belum memperlihatkan tanda tanda adanya orang yang mau servis sandal atau sepatu.
“iImu tentang cara menjahit sandal dan sepatu saya dapat dari ayah saya sewaktu ayah saya menjahit sepatunya sendiri di rumah,” katanya dengan senyum
Rosyid yang bertempat tinggal di dekat Mendit kota Malang ini menceritakan kepada kami bahwa beliau sudah tujuh tahun mengeluti pekerjaannya sebagai Tukang sol sepatu karena hanya semata-mata untuk beli obat dan makan sehari hari.
Beliau pernah dua kali mengratiskan pengemis dan tukang ngamen yang mau menjahitkan sandalnya , karena beliau merasa ada rasa kasian sama keadaan pengemis dan pengamen tersebut,
"Besoknya saya dapat orderan yang sangat banyak. Pernah juga saya mendapati seorang yang menjahitkan sandalnya, dan saya di kasih 200 ribu padahal yang saya jahit itu sandal yang hanya di jahit cuma sedikit” katanya sambil tersenyum.
Pria yang mengaku pernah kerja di pabrik maspion ini mengaku penghasilan setiap hari bervariasi. Mulai dari Rp10.000 hingga Rp 20.000. Itupun tergantung dari orang yang mau servis"setiap hari kadang tidak dapat apa apa selama 2 Minggu". Ujar Rosyid
Semangatnya untuk mencari rizqi terus sampai sekarang. Sebab, beliau tidak Mau bergantung kepada siapapun keadaannya, karena sakit parkison yang di deritanya, jika tidak konsumsi obat beliu tangan tanganya bergetar terus terasa sakit menurut beliau.
“ Saya kerja mulai pagi jam 06 pagi sampai jam 10 menjelang siang” katanya singkat sambil santai menanti kalau ada yang mau sevis sepatunya.
Di pangkalannya kerja di dekat Pasar Rakyat Arjosari tersebut semua jenis sepatu beliau perbaiki. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
“Semua servis sepatu dan sandal saya terima, Ongkos untuk menjahit sandal dan sepatu mulai harga 15 sampai maximal 20 ribu ,”kata Rosyid
Harapan beliau ingin selalu berbakti dan merawat ibunya yang serumah sama beliau dan ingin selalu suport dengan keluarga dan saudara saudara kandungnya, baginya menjadi tukang sol sepatu adalah sebuah pekerjaan yang menyenangkan.
Hanya beberapa orang yang sedang ngopi di sekitar lapak kerjanya menghiburnya ketika menunggu konsumen yang datang. Dengan senyum khasnya Rosyid selalu berbincang dengan siapa saja tak memperlihatkan seseorang yang tengah sabar mencari nafkah di dekat terminal Arjosari tersebut. maka kami pun meninggalkan beliau dengan di iringi senyum beliau yang menandakan beliau semangat bersahabat dengan siapapun.(Fadil )