Menaratoday.com, Pematang Siantar:
Ida Halanita Damanik mengatakan, Kota Siantar merupakan tanoh bumi Habonaron Do Bona yang diisi oleh beragam suku, berbagai etnis dalam hal ini menerima keberagaman suku merupakan jiwa yang mulia dimiliki Raja Sangnaualuh Damanik.
“Berharap kepada Pemko Siantar, keluarga besar Damanik, mengadakan diskusikan lagi Tempat Pembangunan Tugu Raja Siantar agar dapat kesepakatan bersama.
Lanjut Menambahkan untuk Pembangunan Tugu Raja Siantar di Harapkan tidak Banyak dilalui Banyak orang Contohnya Patung Dwi Kuan In dan untuk memindahkan pembangunan Tugu raja Siantar, keluarga Damanik mengadakan pesta gondang satu malam di Pematang. Ujarnya
Pembangunan tugu Raja siantar telah lama dinantikan pada tahun 2012 sampai tahun 2020, untuk menghargai jasa pahlawan Raja Siantar, ketika tugu tersebut sudah di bangun, masyarakat di luar wilayah kota siantar, bangga datang di Kota Pematangsiantar dengan tingkat paling Toleran nomor Tiga di Indonesia.
Segala rintangan, pandangan dan penuh semangat untuk mewujudkan pembangunan tugu pendiri Kota Siantar yaitu Raja Sangnaualuh Damanik yang merupakan raja ke-14 dari dinasti kerajaan Siantar.
Delapan podah Raja Sangnaualuh Damanik 1.parholong (pengasih), 2.parhorja (pelayan), 3.pintor maruhur (jujur), 4.pakkar (berani), 5.iparnagodangkon (bertanggung jawab), 6.hot paruhuran (teguh pendirian), 7.marsipatunggungan (saling menghormati),
8. patorsahon horja (membangun)" tutupnya. (Al,red)