Gambar : Illustrasi |
MenaraToday.Com –
Taliabu :
Disaat ini penggunaan internet adalah kebutuhan utama
masyarakat sebagai dukungan dalam beraktivitas sehari – hari. Terlebih
di tengah pandemi Virus Covid-19 segala aktivitas langsung di batasi baik bagi
para pekerja kantoran, wirausaha, maupun pelajar. Oleh karena itu internet
tidak lagi merupakan kebutuhan tersier atau barang mewah namun sudah menjadi
kebutuhan primer (utama/red)
Tak seperti
daerah lain, Ibu Kota Kabupaten Pulau Taliabu (Pultab), yakni Kota Bobong
kondisi jaringan seluler sebagai sarana mengakses internet sangat
memprihatinkan. Betapa
tidak, seharusnya sebagai Ibu Kota akses internet sudah seharusnya memadai
namun kenyataan berbanding terbalik jaringan lemot (lambat) atau tidak dapat mengakses internet menjadi hal
yang lumrah bagi masyarakat kecil tapi tidak bagi para pejabat dikarenakan
memiliki akses wifi yang terpasang di kantor maupun di rumah-rumah. Oleh
karena internet di Kota Bobong terkesan merupakan
barang mewah yang hanya bisa dimiliki para pejabat
Salah
satu penjual online di Kota Bobong, M. Akbar mengeluhkan kualitas jaringan
seluler yang tak menentu
"
Jaringan seluler di bobong ini bikin resah, kadang normal, kadang tak jadi
padahal ini Ibu Kota Kabupaten. Apalagi
di tengah pandemi, aktivitas bertatap langsung dikurangi, sebagai penjual
pakaian online merasa resah terlebih ongkos yang telah dikeluarkan untuk
mengakses internet terbuang percuma. Saya so beli data, tapi jaringan lolet tara
bisa di pake, mubajir (Saya sudah beli data, tapi
jaringan lambat tidak bisa dipakai, mubajir/Red)," keluh M. Akbar
Secara
terpisah, Havid Buton, seorang jurnalis media online, juga turut risau dengan
jaringan seluler yang kian memprihatinkan. Jaringan
seluler terasa tajam keatas tumpul kebawah. (F@dli)