MenaraToday.Com – Jakarta :
Menteri Koordinator (Menko) Bidang
Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa ada tren yang baik yakni
dari Pagu Rp695 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
realisasinya sudah meningkat menjadi 25%.
“Dibandingkan semester 1 yang kemarin
sebesar Rp124,6 triliun, per Agustus sudah naik menjadi Rp173,98 triliun atau
naik 18%,” ujar Menko Perekonomian saat memberikan keterangan pers usai Rapat
Terbatas (Ratas) di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Senin (24/8/2020).
Tentu untuk agar perekonomian masuk di
dalam jalur positif, Menko Perekonomian sampaikan anggaran harus terus didorong
untuk penyerapan, baik itu program kementerian/lembaga (K/L) maupun PEN.
“Kepada kementerian kemarin kami sudah
menyampaikan bahwa anggaran yang tidak terserap dialihkan kepada
program-program yang mendukung daripada produktivitas,” tambah Menko
Perekonomian.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian juga
telah melaporkan kepada Presiden bahwa Covis-19 di Indonesia ini suasananya
lebih baik, karena kasus sembuh itu sudah mencapai 70%, lebih tinggi daripada
global secara rata-rata yang 68,1%.
“Tingkat fatality rate-nya bisa
ditekan sampai 4,35% walaupun masih sedikit di atas global rata-rata namun
sudah jauh menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya,” kata Menko
Perekonomian seraya menyampaikan arahan Presiden agar kampanye mengenai
penggunaan masker lebih dimasifkan karena hal itu jadi salah satu yang bisa
mencegah penularan.
Menurut Menko Perekonomian, beberapa
program yang akan terus didorong terutama terkait dengan bantuan langsung cash
yang dalam waktu dekat ini adalah bantuan presiden (banpres) produktif maupun
terkait dengan subsidi gaji di bawah Rp5 juta.
Terkait dengan tren ekonomi, Menko
Perekonomian menyampaikan bahwa dari perusahaan-perusahaan bursa 36% membukukan
profitabilitas lebih baik dari tahun lalu.
Artinya, Menko Perekonomian sampaikan
bahwa beberapa sektor seperti keuangan, informasi komunikasi, dan juga
pertanian/perkebunan masih dalam positif, apalagi didukung harga-harga
komoditas yang sudah membaik, baik itu dari segi harga minyak, kemudian harga
nikel, logam mulia, maupun kelapa sawit.
“Tentu kita berharap bahwa ekspor
kelapa sawit sampai akhir tahun angkanya tidak jauh berbeda daripada tahun
lalu. Inilah yang membangkitkan optimisme bahwa kita bisa melampaui krisis
daripada Covid-19 dan pemulihan ekonomi secara beriringan,” Jelasnya (Efrizal)