MenaraToday.Com – Medan :
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Sumatera Utara Nawal Edy Rahmayadi
mengapresiasi peragaan busana Karya Kreatif Sumatera Utara yang diadakan
Perwakilan Bank Indonesia Sumut di
Gedung UKM, areal Pekan Raya Sumatera Utara, Jalan Gatot Subroto Medan, Sabtu
(29/8/2020).
Apalagi
fashion show tersebut menampilkan kain tenun asli Sumut yakni ulos. Antara lain
kain tenun Ulos Harungguan yang dibuat menjadi busana dengan sentuhan modern
oleh perancang busana Wignyo Rahadi.
Menurut Nawal,
peragaan busana kain tenun Sumut ini merupakan bagian dari upaya mengenalkan
atau mempromosikan kain tenun. Sekaligus membesarkan UMKM kerajinan terutama
kain tenun yang ada di Sumut.
Maka
diperlukan dukungan nyata dari semua pihak untuk membesarkan hal tersebut.
Mulai dari masyarakat hingga pemegang kebijakan. Kepada masyarakat, Nawal
mengajak agar senantiasa membeli produk-produk UMKM. Dengan begitu UMKM bisa
bertahan di tengah pandemi, Hal itu juga merupakan bentuk dukungan nyata
masyarakat kepada UMKM. “Mari sama-sama kita membesarkan kerajinan asli Sumatera
Utara,” ujar Nawal saat menghadiri peragaan busana tersebut.
Selanjutnya,
menurut Nawal, peragaan busana itu bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku UMKM
kreatif kain tenun. Kain tenun bisa dipadu dengan busana yang modern dan
elegan, sehingga UMKM bisa berinovasi dengan produknya.
Selain
berinovasi dengan produk, UMKM juga bisa mengembangkan pasarnya dengan
menggunakan pasar daring yang sudah ada selama ini. Apalagi pada masa pandemi
Covid-19 seperti saat ini yang menuntut UMKM agar bisa terus bertahan.
“Semoga ini
bisa menjadi inspirasi bagi UMKM untuk terus berinovasi pada produknya dan
pemasarannya agar bisa berkembang pesat,” kata Nawal.
Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Sumut Wiwiek Sisto Widayat mengatakan busana yang
dihasilkan oleh UMKM merupakan salah satu sektor yang memiliki pangsa pasar
yang besar, serta memberi dukungan yang kuat kepada pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu,
Karya Kreatif Sumatera Utara diharapkan menjadi pemicu bagi UMKM agar bisa
kembali bergerak dan berproduksi serta mendapatkan pasarnya kembali. Menurunnya
kegiatan UMKM pada masa pandemi merupakan salah satu pendorong ekonomi Sumut
yang berkontraksi pada triwulan ke II.
“Kegiatan ini
adalah salah satu pemicu sehingga ekonomi Sumut bisa hidup kembali di triwulan
ketiga dan berikutnya. Harapanya ekonomi Sumut triwulan III bisa membaik lagi,
Insya Allah bisa positif,” ucap Wiwiek.
Wignyo Rahadi
sebagai pelaku usaha maupun perancang busana mengatakan salah satu tantangan
yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM khususnya di bidang kerajinan adalah
kreativitas. Baik itu kreatif dalam produk maupun model pemasaran. Menurutnya
kemudahan teknologi masa sekarang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Seharusnya
saat ini kesempatan untuk menjual begitu mudah. Dulu saya harus telponin,
anterin satu satu. Kalau saat ini diunggah ke internet, bukan hanya Indonesia
yang lihat, dunia pun bisa. Selain itu juga bagaimana produk kita mudah dikenal
orang dan membuat orang tidak hanya sekadar tahu, tapi ingin juga membeli dan
memiliki. ujar Wignyo. (Al/Red)