MenaraToday.Com - Bandung :
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa urusan kesehatan dan ekonomi merupakan dua hal yang sama-sama penting sehingga tidak bisa hanya mengurusi Covid-19, namun soal ekonominya tidak diurus yang akhirnya juga menimbulkan problem sosial di masyarakat.
”Oleh sebab
itu, berulang-ulang saya sampaikan gas dan remnya ini Bupati, Wali Kota, Gubernur
ini betul-betul harus manajemennya dikendalikan dengan ketepatan yang baik,”
tutur Presiden saat memberikan arahan mengenai Percepatan Penanganan Covid-19,
Selasa (11/8/2020) di Kodam III Siliwangi, Provinsi Jawa Barat.
Jokowi juga
mengingatkan kembali urusan bantuan sosial (bansos) agar dicek betul jangan
sampai ada kondisi-kondisi di masyarakat kekurangan sembako sehingga jika ada
yang perlu dibantu dapat disampaikan kepada pemerintah pusat.
Berkaitan
dengan bansos, Presiden menyampaikan bahwa dari pusat sudah diberikan bantuan
sosial tunai (BST), bantuan langsung tunai (BLT) untuk desa, subsidi listrik
gratis untuk pemakaian 450 VA, 50% bagi 900 VA serta stimulus ekonomi untuk
usaha-usaha kecil lewat perbankan.
”Sebentar lagi
kita akan mengeluarkan yang namanya bansos produktif, ini untuk UKM. Akan
diberikan kepada 13 juta usaha mikro-usaha kecil kita. Bantuan modal kerja
darurat sebesar Rp2.400.000, juga akan diberikan kepada 13 juta pekerja, di
luar 10 juta yang Kartu Prakerja,” kata Presiden.
Kartu
Prakerja, menurut Presiden, bagi yang terkena PHK, sedangkan untuk yang masih
bekerja diberikan bantuan untuk yang mengikuti BPJS Ketenagakerjaan dan rencana
dalam seminggu-dua minggu ini sudah akan keluar.
Bantuan-bantuan
ini diberikan, menurut Presiden, yang diharapkan stimulus untuk ekonomi
terutama menengah ke bawah bisa diberikan sehingga daya beli, konsumsi domestik
juga akan naik sehingga harapannya pertumbuhan ekonomi secara nasional akan
tumbuh lebih baik dari kuartal kemarin. ‘
‘Kita tahu
kuartal I 2020 kita masih tumbuh 2,97%, negara lain sudah banyak yang negatif,
kita masih tumbuh positif 2,97%. Tetapi di kuartal II kita sudah masuk ke minus
dari 2,97% positif langsung minus 5,32%, ini hati-hati. Tadi di Jawa Barat di
kuartal II juga sudah berada pada posisi minus 5,9%,” ujarnya.
Menurut
Presiden, hal ini perlu hati-hati, tetapi Kepala Negara optimis di kuartal III
akan lebih baik dari kuartal II dan diharapkan jika ingin tumbuh positif, perlu
kerja keras. ”Oleh sebab itu, saya minta kepada Gubernur, Bupati, Wali Kota
agar yang namanya belanja dari APBD ini disegerakan untuk direalisasikan,”
imbuh Presiden.
Secara
nasional, Presiden sampaikan melihat anggaran-anggaran itu masih berada di
bank, APBD sebesar Rp170 triliun di bank yang artinya penggunaannya memerlukan
kecepatan, terutama di kuartal III ini.
”Kunci ada di
bulan Juli, Agustus, dan September supaya kita tidak masuk dalam kategori
resesi ekonomi. Tapi kita juga patut bersyukur meskipun kita minus 5,32% coba
kita lihat Italia minus 17,3%, Jerman minus 11,7%, Perancis minus 19%,
negara-negara, Amerika minus 9,5%. Ini patut kita tetap harus alhamdulilah
patut kita syukuri itu,” katanya.
Oleh sebab
itu,Presiden minta agar realisasi anggaran disegerakan, terutama dalam kuartal
III yakni bulan Juli, Agustus, dan September sangat menentukan. Ia menyampaikan
bahwa begitu dibelanjakan sesegera mungkin bisa kembali lagi ke positif, masih
ada peluang.
”Sekali lagi
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras
Provinsi Jawa Barat sehingga kondisi-kondisi yang ada bisa dikendalikan,”
pungkas Presiden.
Turut hadir
dalam kesempatan tersebut, Seskab Pramono Anung, Menkes Terawan Agus Putranto,
Menteri BUMN Erick Thohir, dan Kepala BNPB Doni Monardo. (Efrizal/Tim)